Talk show dimulai dengan pertanyaan mendasar mengapa menulis itu masih relevan di zaman yang sudah serba medsos ini?
Keuntungan dari seorang blogger yang berhasil mendapat kesempatan emas diundang meliput GP Motor di Sepang yang merupakan ajang internasional dan hanya 4 blogger Indonesia yang diundang meliputnya.
Menulis bukan adalah suatu paksaan. Menulis menjadi suatu suatu hobi yang membuat penulis bisa mengalir bercerita tentang apa yang dilihatnya dan menjadikan tulisan itu menarik untuk dibaca. Jika penulis bisa menikmati tulisannya, tentunya pembacanya pun akan dengan sangat mudah membacanya tulisan yang penuh dengan rasa dan jiwa yang mencintai aliran cerita yang enak dibaca.
Pilihan untuk menulis sebagai blogger adalah karena flexibilitas waktu yang ditentukan oleh penulis sendiri. Tidak dikerjar deadline, tetapi perlu kerja keras untuk mencapai target sendiri.
Melihat bahwa hampir sebagian orang menyukai medsos lewat internet dan bertindak sebagai pembaca, maka wajarlah jika profesi penulis itu sangat dibutuhkan.
Terbuka lebar dan luas untuk jadi penulis karena kebutuhan orang untuk baca WA, medsos itu sangat banyak sekali.
Alasan lain agar warga jadi penulis adalah dengan adanya penulis maka warga itu juga menjadi pembelajar. Seorang penulis tidak mungkin menulis tanpa menjadi pembelajar . Sebelum menulis pastinya penulis harus mengetahui seluk-beluk apa yang ditulisnya .
Menulis itu bukan hanya monopoli dari seorang jurnalistik saja. Tetapi setiap warga berhak untuk menuliskan apa yang dipikirnya, lalu mempublikasikan di media sosial, bertemu dengan pembacanya.
Bagi netizen jurnalis atau blogger, menulis adalah kesempatan untuk “exist” di media sosial, dengan total pembaca 132,2 juta sudah terkoneksi dengan internet, 67,2 juta diakses melalui telepon pintar dan 2,2 juta melalui komputer pribadi. Namun, hanya ada penulis yang menyajikan tulisannya sekitar 800,000 per hari (di Kompasiana) . Diharapkan selisih atau kesenjangan antara jumlah pembaca dan penulis itu dapat diseimbangkan dengan makin bertambahnya warga yang jadi penulis.