Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Kecanduan Main Gim

21 Oktober 2016   20:46 Diperbarui: 7 November 2016   14:41 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: shutterstock.com

Seringkali saya melihat orangtua memberikan anaknya smartphone untuk bermain gim pada saat di tempat publik  seperti di kereta api, bus, di gereja.  Awalnya,  orangtua menganggap bahwa dengan memberikan smartphone kepada anak,  lalu anak bermain gim, orangtua akan merasa nyaman tidak terganggu.

Bukan hanya di tempat publik, anak-anak ini kemana pun pergi selalu bawa smartphone . Begitu ada kesempatan untuk duduk , dia  mengambil smartphone, jari-jarinya pun bersentuhan dengan gim.   Saking asyiknya, anak itu bisa main gim berjam-jam, bahkan lupa diri jika orangtuanya  tidak stop untuk berhenti.

Kebiasasaan dari mana?

Ada yang datang dari orangtua karena merasa agar anak tidak mengganggu, diberikanlah smartphone  yang isinya gim.  Saya sendiri merasa heran ada anak perempuan yang berusia 2 tahun, ikut bersama ibunya ke gereja.  Sebagaimana Seorang anak tentunya duduknya tak tenang, ingin berlari dan bergerak.  Ibunya langsung mengeluarkan smartphone dan memberikan kepadanya.   Si anak pun langsung duduk tenang tanpa berkedip matanya, memainkan jari-jarinya.   Ketenangan itulah  yang jadi alasan utama bagi sang ibu untuk membiarkan anak bermain gim.

Ada orangtua yang lainnya mengalami kesuitan dalam mendisiplinkan anaknya dalam hal mandi. Sebut saja nama anaknya Adi. Adi sangat sulit untuk disuruh mandi.   Akhirnya, ayahnya memberikan janji /gajnjaran kepada Adi jika dia bisa segera mandi, akan diberikan kesempatan untuk main gim.   Langsung, anak pun melakukan apa yang disuruhnya.

Ada anak-anak yang orangtuanya sangat keras untuk tidak membiasakan anaknya untuk main gim di rumah dengan mengunci smartphonenya.   Namun, karena kelihaian anak, dia mengetahui bahwa ada persewaan gim di suatu tempat yang disebut dengan gim online.  ANak itu setelah pulang sekolah langsugn ketempat itu . Anak minta izin belajar di rumah temannya, nyatanya dia pergi bermain gim. 

Kebaikan dan keburukan main gim

Kegandrungan anak pada gim bukan harus dihindari oleh orangtua.  Permainan gim bisa berdampak positif dan negatif.

Dampak positif :   Jika anak memang punya kecerdasan dan kreativitas untuk diajak bermain logika, maka orangtua harus mengetahui seluk beluk gim yang dimainkan anak-anak. Mengarahakan anak  pada gim yang positif dan memberikan waktu bermain gim dengan batas waktunya.    Hilangkan gim yang bersifat kekerasan dan pornografi.     Memang gim jika juga seringkali membuat anak tertantang dan mereka tertari dan sulti berhenti.  Di dunia gim anak berkuasa karena bisa berbuat segala sesuatu seperti kehendaknya tanpa larangan.

Dampak negatif:  Dalam diri manusia ada efek dopamine dimana motivasi dan dorongan yang membuat orang merasa ketagihan.   Setelah berhasil bermain dan mendapatkan angka yang tinggi, anak akan merasa puas dan ingin bermain sekali lagi dan mengulanginya.   Ketagihan dalam jangka waktu yang lama sehingga lupa diri dan anak lupa waktu untuk melakukan prioritas yang lebih penting. 

Bahkan menurut penelitan dikatakan bahwa anak yang kecanduan bermain gim akan berbahaya bagi masa depannya.  Kecanduan gim membuat anak tidak bisa mengontrol emosi anak, dia lebih mudah marah .

Mencegah kecanduan gim:

Sejak  dini, orangtua harus  memberikan disiplin tinggi bagi anak yang main gim.   

Anak yang berusia dua –lima tahun, diperbolehkan main gim satu jam seharinya.

Anak yang berusia lebih dari enam tahun, bermain gim dua jam seharinya.   Jika anak bermain lebih dari waktu yang ditentukan, segera dihentikan dan memberitahukan kepada anak apa akibat dari main gim bagi dirinya.  

Sulit untuk melarang sama sekali tidak bermain gim karena anak sekarang terlahir di era teknologi.   Solusi yang dapat diberikan adalah waktu untuk bermain gim agar ada keseimbangan bagi diri anak antara bermain gim dengan kehidupan sosialnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun