Saya tak memiliki latar belakang sosiolog, jadi tulisan ini hanya berdasarkan pengamatan atau opini semata-mata saja. Tak ada survei maupun intensi untuk menuduh secara subjektif. Tetap melihat segala sesuatu dari kacamata objektivitasnya saja.
Jika orang Indonesia dikenal sebagai orang yang santun, itu sudah pasti sekali . Ini karena budaya timur kita memang santun itu menjadi andalan dari bahasa sampai tata krama/tindakan kita. Sayangnya, ada sebagian orang yang merasa bahwa dia itu sering omong besar atau sesumbar yang tidak pada tempatnya.
Beberapa contoh dari gertak sambal yang pernah dilakukan oleh segelintir orang tapi mencoreng budaya kita adalah sebagai berikut ini:
1.Anas Urabaningrum, janji biLa dia terbukti korupsi akan “Gantung Diri di Monas, tapi hingga kini di penjara pun tidak dibuktikan.
2 Amin Rais, janji akan “Jalan Kaki” Jakarta- Solo bila Jokowi menang Pilpres, tapi sudah lewat hampir setahun setengah hal ini belum dilakukan dan dibuktikan.
3. Ahmad Dhani, janji akan “Potong Alat Vitalnya , bila Jokowi menang jadi presiden, tapi sudah 1 tahun setengah juga tidak dibuktikan. Sekarang malah janji bila jadi Gubernur Jakarta akan membereskan banjir dan kemacetan Jakarta hanya dalam waktu “Satu Minggu” saja. Khayalan yang sangat tinggi.
4., Habiburokhman salah satu DPP Gerindra janji akan “Terjun dari Puncak Monas bila Teman Ahok mampu mengumpulkan 1 juta KTP buat AHOk". Nah sekarang sudah 1 juta, apakah dia sudah membuktikan dirinya?
5.Lulung janji akan mengerakan “1000 PSK Telanjang” untuk demo bila lokalisasi prostitusi Kalijodo diratakan tanah oleh Ahok. Kenyataannya Kalijodo sudah rata , tapi Luluh masih sibuk ngurus rambutnya. Disambung mau potong telinga bila Ahok mau menuntut BPK.
6. Dukun Permadi, mengatakan Jokowi akan lengser bulan Januari 2016. Bila tidak lengser maka ia janji akan “Kawin dengan Monyet”. Nyatanya sekarang sudah bulan Juni, Jokowi malah makin sukses sebagai presiden. Nah kapan resepsi pernikahannya?
Bayangkan jika negeri ini penuh dengan orang-orang yang sering mengumbar janji besar atau disebut dengan mulut besar untuk menekan lawan nya, dan meyakinkan pengikutnya dengan ungkapan yang membahayakan dirinya, apa yang terjadi dengan negara ini? Pada zaman sekarang ini janji palsu sangat tidak etis dan tidak dihargai oleh masyarakat. Masyarakat butuh orang-orang yang bergerak secara diam, tapi bekerja.
Beruntung di sisi lain, masih ada orang-orang yang duduk dan bekerja dengan diam yang memberikan kepeduliannya dengan sangat besar kepada yang tersisihkan karena ekonomi, kesehatan, yang tak mampu mendapatkan fasilitas apa pun.
Orang-orang besar hatinya itu bergerak secara diam-diam dalam suatu gerakan. Gerakan yang mampu mendorong masyarakat untuk ikut dalam kontribusi.
Kitabisacom dengan pendirinya bernama Muhammad Alfatih Timur. Usianya masih tergolong masih muda, 24 tahun. Di usia yang sangat muda itu dia sudah memiliki sosial entrepreneurhsip yang sangat kuat. Dia sudah dicalonkan menjadi salah satu dari 17 nama yang masuk dalam "30 Under 30 Asia" 2016 versi majalah Forbes bulan Februari. Alfatih bersama ratusan anak muda Asia lainnya dianggap sebagai pemimpin muda menjanjikan. Sejajar dengan mereka yang berasal dari Singapura, Malaysia dan Thailand.
Muhammad Alfatih, pendiri dari kitabisa.com , lahir berasal dari gerakan relawan yang dibina Alfatih bersama rekan-rekannya demi membantu sesama. Laman yang telah dirilis sajak tahun 2013 menggunakan platform desktop, kitabisa.com menarik banyak pengunjung dunia maya.
Laman ini berguna bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Seperti, kisah seorang perempuan dhuafa penderita kanker payudara mendapat donasi. Total penggalangan dana menembus angka Rp 600 juta rupiah, tertinggi sepanjang sejarah laman ini.
Alfatih menuturkan, platform ini sama seperti cara kerja e-commerce, tapi bukan lapak jual beli. "Kami mempertemukan antara penggalang dana dengan donatur," jelas dia. Laman ini ibarat fasilitas yang bisa digunakan secara bebas, tapi bersyarat.
Syarat untuk bisa dimuat laman sangat berat, melalui beberapa tahap yang telah ditentukan. Namun, jika memang itu sesuai dengan syarat yang diberikan, maka kisah itu pun dapat dimuat.
Keberadaan PT. Kita Bisa Indonesia ini sangat membantu bagi mereka yang membutuhkan bantuan karena bencana alam, permasalah sosial terjadi di lingkungan. Donatur datang dari berbagai pihak baik itu perorangan maupun dari kalangan selebritas.
Berkantor pusat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kitabisa.com sudah berhasil menggalang dana senilai Rp Rp 9,3 miliar. Hebatnya dana tersebut bisa terkumpul hanya dengan mengandalkan personel dengan jumlah hitungan jari.
Gerakan matahati: yang diketuai oleh Pandji Wisaksana , seorang filantrop (dermawan) yang telah membiayai 910 oeprasi katarakan. Operasi mata katarak gratis bagi masyarakat tak mampu ini diorganisasi oleh Gerakan Matahati.
Gerakan Matahati bergerak dalam aksi peduli kesehatan mata yang dimulai sejak delapan tahun yang lalu. Sampai bulan Maret 2016, telah melakukan 14.825 operasi. Jika digabung dengan operasi yang ditangani JEC (Jakarta Eye Centre), jumlahnya mencapai 18.025.
Pasien tidak dikenai biaya sama sekali, begitu juga dokternya tak memperoleh honorarium. Biaya sebelum dan sesudah operasi dikumpulkan dari para pendonor.
Panji sangat aktif dalam penggalangan data dan mengajak koleganya. Dalam usianya yang menginjak 91 tahun, beliau masih aktif dengan teman-temannya menggalang dana dan mendukung Kementerian Kesehatan, dalam operasi mata Katarak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H