Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menanam Tanpa Perlu Lahan

6 Juni 2016   17:03 Diperbarui: 6 Juni 2016   17:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanam tanaman tanpa lahan seperti hidroponik atau microgreen sangat ideal bagi rumah kami.  Rumah kami tak punya lahan atau kebun.  Untuk itu kami punya ide sejak lama untuk menanam sayuran dengan hidroponik untuk mencobanya.   Sayangnya  ide kami belum juga teralisir.   Berbagai macam alasan, sibuk, repot mengurus tanaman, dan belum waktunya menanam

Namun, beberapa hari sebegitu  seringnya saya  mengeluh kepada suami kenapa kualitas sayuran sekarang ini kurang baik mutunya, tidak segar, dan banyak bintik dan bolong-bolong daunnya.  Bukan soal ketidak segaran saja, tetapi menakutkan karena tanda-tanda adanya penyemperotan fertilizer di daun membuat saya makin penasaran kenapa tidak mencoba membuat  tanaman sayuran sendiri.

Minggu yang lalu, tepatnya 29 Mei , pulang dari suatu tempat dimana saya pergi sendirian tanpa suami,  saya kaget mendapatkan suatu alat berupa pipa-pipa sudah dipasang di lahan belakang yang tak punya tanah sama sekali.

Ternyata alat pipa itu adalah tempat pengisian air . Air itu berasal dari tempat khusus (box) yang isinya air dengan nutrisi tanaman (nutrisi ini dibeli langsung dari trubus). Kami mengikuti  jumlah takaran air dan jumlah nutrisi yang dipergunakan.  Digunakan listrik untuk mengalirkan air dari tempat air ke pipa-pipa.

Air itu sebagai pemenuhan  kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

Air  itu mengalir  ke pipa-pipa dimana kami menempatkan media tanaman.  Media tanaman pun sangat sederhana.   Terbuat dari  gabus.  Gabus yang cukup disesuaikan dengan pot kecil. Masukan bibit dalam jumlah yang cukup saja.

www.inatanaya.com
www.inatanaya.com
Dalam satu minggu bibit itu sudah tumbuh menjadi tanaman kecil. Tanpa perlu disiram.  Tumbuhan sayuran diharapkan akan membesar dalam dua mingu kedepan.   Nach, ngga sulit dong menanam tanpa lahan.

Ada cara lain untuk menanam tanpa lahan yaitu  microgreen:

Keterbatasan lahan menjadi momok bagi manusia di masa mendatang. Telah dilansir oleh McKinsey Global Institute bahwa pada tahun 20130 sekitar 7 dari 10 penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan.  Jumlah penduduk bertambah, namun jumlah lahan tidak bertambah. 

Artinya makin sempit lahan, maka produktivitas tanaman akan berkurang.  Pangan akan sulit dan mahal.  Apakah harus mengimpor untuk mengatasi problem semacam ini.

Lebih tidak mengimpor, tetapi menyiasati dengan mengubah konsep mengonsumi makanan dari tanaman tanpa lahan dari rumah sendiri. 

Microgreen adalah tanaman yang dipanen dalam waktu yang relatif cepat dan singkat dan memiliki nutrisi sangat tinggi.  

Usia tanaman dibagi menjadi  3 yaitu:

  • Tanaman usia kecambah (3-7 hari)
  • Micorogreen (14-21 hari)
  • Tanaman dewasa (40-60 hari)

Alat yang dipergunakan sangat sederhana:

  • Pot kecil atau mkika bekas brownies  
  • Media /tanah
  • Benih

Caranya:


Isi tray dengan tanah secukupnya,  diratakan permukaannya.   Isi /ditaburi  Dengan  l/2 sendok benih (dibutuhkan keahlian untuk meratakan penaburan)taburkan dan diratakan .  Melapisi permukaan tanah dengan lapisan tanah yang setipis mungkin. Tujuannya terbentuk kelembapan yang menjadi syarat terbentuknya biji.  Disiram dengan sprayer.  

Lalu, sprayer ditekan diulang-ulang dan dimasukan ke tempat gelap dua hari. Makin gelap cahaya makin besar kelembapan.

Setelah 2 minggu akan bertumbuh dan dapat dikonsumsi sebagai salad dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun