Kagetkah mendengar kabar bahwa akan ada rasionalisasi dan dirumahkan PNS yang dalam pembicaraan hangat? Jumlah rasionalisasi PNS yang akan dirumahkan 1,37 juta. Saat ini jumlah PNS sekitar 4,5 juta. Â Idealnya untuk total penduduk Indonesia 255 juta, jumlah PNS seharusnya 1% dari 255 juta = Â 2,5 juta.
Mereka yang akan dirumahkan, tersebar di jabatan fungsional umum dengan pendidikan SMA, SMP, dan SD. Rasionalisasi akan dilakukan bertahap selama 4 tahun, sehingga pada 2019 jumlah PNS menjadi 3,5 juta dari 4,517 juta pegawai.
Bahkan ada tambahan, yang dipensiun dini sejumlah sekitar 500 ribu. Â Namun akan ada rekrut baru juga akan bertambah 500 ribu.
Tujuan dari perumahan atau pensiun dini adalah demi perombakan organisasi yang lebih efektif dan efisien. Â Organisasi yang besar tetapi dipenuhi dengan orang yang tak kompeten atau tak efektif dalam bekerja akan menjadi beban organisasi itu sendiri. Â Bahkan Menteri Yudhy mengatakan mereka yang dirumahkan adalah PNS yang tak kompeten dan tak profesional.
Nah, pertanyaan besarnya apakah mereka yang akan dirumahkan itu sudah siap mental atau fisiknya?
Paradigma  masyarakat  tentang Mental PNS adalah pekerjaan untuk seumur hidup, bekerja santai.  Mental ini membuat  orang itu bekerja tidak optimal.  Sekedarnya atau bahkan mencari side job. Â
Ketika sekarang sudah ada rencana untuk PNS dirumahkan, apakah sudah ada persiapan dari para PNS yang akan dirumahkan.
Ingat bahwa persiapan untuk lepas dari pekerjaan tetap adalah penting sekali. Â Bekerja sebagai karyawan yang biasanya sudah terbiasa mendapat gaji tiap bulan. Ketika uang gaji tetap itu hilang, dan harus siap dengan bekerja bukan sebagai pegawai adalah suatu hal yang sangat sulit. Mental itu harus dirubah agar orang bisa bekerja bukan sebagai pegawai tetap.
Kesiapan mental dan pembekalan untuk bekerja sebagai  pengusaha perlu diusahakan oleh Pemerintah sebelum para PNS itu dirumahkan.  Teringat satu BUMN yang punya program yang sangat bagus sekali untuk mereka yang akan pensiun maupun pensiun dini.  Para calon pensiunan itu mendapat training tentang cara berusaha/berwiraswasta.  Training itu bukan hanya teori saja, tetapi mereka diajak ke tempat  praktisi seperti UKM kecil maupun menengah.  Melihat cara mereka bekerja, mendengar dengan seksama kiat-kiat mereka membangun bisnis.  Tak lupa ada psikolog yang mendampingi mereka untuk persiapan mental dalam menghadapi purna tugas.
Tips untuk menyongsong purna tugas harus dengan ceria dan keluarga bahagia. Â Pertama, mereka harus mengenali diri sendiri. Siapa saya sekarang ini, apa bedanya dengan dulu. Â Kenapa sekarang saya berbeda dengan dulu, apa yang membedakannya. Â Ini perlu dipahami oleh setiap orang yang akan purna tugas.
Apa yang diinginkan manusia dalam hidup? Kebutuhan manusia menurut Maslow adalah
1.AktualisasiÂ
2. Harga diriÂ
3.Cinta & Memiliki  Â
4. Rasa Aman:
5.Psikologi
Apabila kelima unsur ini terpenuhi dengan baik maka kehilangan pekerjaan bukan menjadi halangannya. Â Pertanyaan berikutnya yang harus dijawab oleh calon pensiunan adalah apa yang ingin saya wujudkan dalam masa pensiun. Semua ini tergantung dari konsep diri , sikap diri,keadaan mental dan kepribadian. Â Masing-masing orang berbeda menyikapinya. Contohnya bagi orang tipe sanguin dan kepribadian extrovert, menghadapi pensiun akan bersikap optimis. Sedangkan tipe plegmatik dan introver menghadapinya dengan pesimis. Â Oleh karena itu paradigma harus dirubah agar citra diri tetap positif. Â Jangan terjebak dengan rasa sedih, tidak berguna/bermanfaat, merasa tidak menarik lagi atau khawatir pasangannya akan tidak mencintai, dan yang fatal adalah timbulnya depresi.Â
Jagalah keharmonisan dengan keluarga karena setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika dipadukan secara sinergik akan jadi kekuatan baru.
Selamat mencari kekuatan baru bagi calon pensiunan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI