Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Unlimit8] Do Not Dream Your Life but Live Your Dream

30 April 2016   15:43 Diperbarui: 14 Mei 2016   16:01 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mimpi yang lain adalah menjadi penulis yang mumpuni, paling sedikit seperti yang punya wawasan luas dengan tulisan yang berkualitas kaliber hebat seperti para kompasianer Gapey Sandy,  Pepih Nugraha, Iskandarjet.    Buat saya ini benar-benar mimpi karena selama hampir setengah abad, tak pernah terpikir untuk jadi penulis.  Terus terang, profesi ini tidak saya sukai karena paradigma yang salah.  Loh, sekarang kok berubah, zaman digital begini, membuat saya banting stir, mimpi yang serasa tidak mungkin , paling sedikit sekarang sudah ada “green light’.  Di Kompasiana saya sudah sering menulis , melatih diri saya yang belum masuk kualifikasi itu, menapak sedikit demi sedikit. Tiap kali ada training yang berbau soal tulisan, saya segera mendaftar.  Contohnya ketika ada seminar tentang Nankring iB Blogger Meet Up Jakarta, begitu saya lihat ada topik tentang menulis yang efektif ala Mas Iskandarjet, langsung saya mendaftar.  Nanti bulan Mei saya pun sudah mendaftar Acara Ngobrol di Palmerah dengan Nara Sumber Gapey Sandy.  Duh, ini yang dinantikan.

Mimpi yang terakhir yang boleh dibilang sebagai “Unlimited”  ketika usia sudah tak lagi kuat untuk menulis dan mendapatkan inspirasi tentang tulisan,   saya ingin tinggal di suatu tempat yang terpencil, di tanah yang luas, letaknya di daerah wisata , yang sunyi tapi ramai dikunjungi oleh wisatawan pada hari-hari libur. Di sana saya akan menjadi “host” dari tempat tinggal buat pondok yang disewakan.

Loh, tanahnya belum juga dimiliki apalagi bangunannya.  Jalan-jalan tempat inspiratifnya duluan, bisnis plan duluan, marketingnya belajar dari website yang sering saya kunjungi airbn.  Mengingat prioritas saya adalah menyelesaikan tugas saya untuk anak yang sedang kuliah.  Barulah mimpi itu mulai dibenahi dan direspond dengan berbagai pengalaman.  Pengalaman yang memang tidak mudah saya lupakan.  Menyewakan sebuah tempat “leisure” itu bukan hal yang gampang . Ketika ternyata orang itu bukan orang yang baik, menggunakan tempat tinggal atau yang disewa untuk kebutuhan hobinya yang merusak kamar-kamar yang kami sewakan.

Dengan pengalaman buruk itu pun, saya mulai merencanakan yang dapat menyelaraskan mimpi dengan kebutuhan dan keinginan saya.

"Unlimited dreams for others",  kenapa tidak,  sekecil apa pun saya masih memiliki mimpi untuk orang lain bu karena hidup itu bukan hanya untuk diri sendiri saja.   Beberapa tahun lalu, tetangga saya yang usianya sudah lansia sering meminta bantuan kepada saya .  Bu Ina, "tolong dong kirimkan surat ini kepada anak saya . Tapi dikirim dengan email yach.  Ini alamat emailnya," kata tetangga saya ibu X seraya menyerahkan secarik kertas. Kertas yang penuh tulisan tangan rapi dan huruf yang miring dan alamat email anaknya tertera di paling bagian bawah.  Kenapa ibu ini tak mengirimkan email sendiri?    Ini disebabkan dia tak punya internet.  Dia gaptek dengan teknologi.  Meskipun ketiga anaknya berada di luar negeri, dia sendiri berkomunikasi dengan  lewat telpon saja. Tak pernah menulis email.     Tentu saya akan tuliskan apa yang diminta oleh Ibu X.  Tak berapa lama kemudian jawaban dari anaknya pun muncul.  Ketika saya menelponnya, bu X sangat gembira mendengar bahwa ada surat jawaban dari anaknya.    Pelajaran yang saya ambil dari bantuan ini adalah, ada beberapa ibu-ibu di sekitar saya yang masih membutuhkan bantuan untuk mengugrade dirinya dalam teknologi. Usia lansia seringkali membuat dirinya takut untuk mencoba teknologi. Padahal jika dia tak menggantungkan diri kepada saya untuk mengirimkan email sendiri, rasanya lebih etis karena saya tak perlu mengetahui apa isi dari email itu. 

Dengan pengalaman itu, saya ingin sekali mengajarkan kepada ibu-ibu lansia yang ingin belajar dasar-dasar email atau komputer, saya dapat memberikan waktu untuk briefing singkat itu.   Mengugrade diri di usia lansia pun masih diperlukan dan para ibu pun perlu belajar terus sampai kapan pun.    

Ide ini pernah saya lakukan dan saya tuangkan dalam lomba blog Indosat dan akhirnya saya menang juara lomba kedua.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun