Bahagia di rumah bukan kemewahan waktu yang diperoleh
Bahagia di rumah bukan kebebasan hidup melakukan apa yang diinginkan
Bahagia di rumah memaksimalkan waktu melayani orang-orang yang dicintai dan melakukan passion yang membahagiakan
[caption caption="Jalan Berliku Temukan Bahagia Di Rumah"][/caption]Hampir 25 tahun Aku membagi waktu baik di kantor maupun di rumah. Sebagian besar waktu dihabiskan di kantor. Bayangkan pukul 5 pagi harus menyiapkan diri untuk keperluan anak sekolah maupun sarapan paginya. Kesibukan pagi masih dilanjutkan dengan berangkat ke kantor pada pukul 6.00 pagi. Hampir sepanjang hari sampaimenjelang malam waktu dihabiskan di kantor. Aku baru sampai di rumah sekitar pukul 19.00 – 19.30. Lelah , penat, stres karena mengalami macetnya jalanan dari kantor sampai ke rumah.
Bayangkan ini terjadi hampir setiap hari selama 25 tahun dan aku hanya bisa menikmati kehidupan yang tenang tanpa stres ketika aku cuti dari kantor. Cuti dari pekerjaan yang kadang-kadang menumpuk dan menggerus tenaga yang cukup besar. Apalagi ditambah dengan kemacetan lalu lintas pagi dan sore hari.
Waktu berlangsung begitu cepatnya berlalu, tiba waktunya aku harus pensiun. Saat pensiun tiba, aku merasakan kesedihan yang luar biasa. Kenapa? Aku kehilangan teman kerja, suasana kerja selama hampir 25 tahun, aktualisasi diriku karena belajar hal-hal yang baru dalam setiap pekerjaan.
Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menanggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai.
Aku belum bisa menikmati kehidupan dan merasa bosan tinggal di rumah. Menjelang bulan kedua, aku dikejutkan oleh pembantu rumah tangga yang tiba-tiba sakit keras. Minta pulang ke kampung. Aku kembali merasa kehilangan karena pembantuku ini andalanku dalam soal masak memasak.
Tak mudah menyesuaikan kebiasaan yang dulunya enak karena ada yang memasak , membersihkan rumah tanggaku. Ternyata dalam prosesnya, tak mudah mencari penggantinya. Akhirnya, aku hanya mempunyai asisten rumah tangga yang hanya membantu dalam waktu 2 jam yaitu untuk membersihkan rumah, mencuci pakaian dan menyetrikanya.Aku harus menyiapkan makanan untuk suami karena kebetulan anakku sekolah di luar kota.
Kehidupanku berubah total, pagi menjelang subuh, aku bangun. Menyiapkan diri untuk senam di suatu taman bersama teman-teman teraku. Senam dimulai pukul 6 – 6.15 dan berakhir pukul 7.00 – 7.15. Selesai senam, aku pergi ke pasar untuk membeli sayur, buah-buahan, daging, ayam untuk masakan yang akan kubuat. Dari pasar, aku pulang ke rumah. Sambil sarapan pagi aku masih menyempatkan diri untuk melihat koran, berita tv .
Menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak di dapur. Bayangkan dulu aku tak bisa memasak, tapi setelah mencoba beberapa kali mempraktekkan dan berusaha keras untuk mencoba resep baru, akhirnya aku berhasil juga menghidangkan masakan yang disukai oleh suamiku.
Meskipun aku sekarang sering berada di rumah, tak berarti aku harus kehilangan potensi untuk mengaktualisasikan diriku. Mencari potensi yang ada dalam diriku, dari mulai berbisnis online, pemasaran, mengajar, sampai akhirnya aku menemukan passionku. Menulis adalah bagian hidupku. Ketika menulis segala pengetahuan, inspirasi, kemampuanku kuasah . Tak mudah, tapi aku menjalani proses jalan terjal ini dengan sangat bahagia.
Siang hari aku bisa menghasilkan tulisan-tulisan baik itu dalam sebuah blog maupun sebuah tulisan yang kusertakan dalam lomba.
Ikut serta dalam berbagai seminar tentang penulisan adalah salah satu kegiatanku, komunitas penulis adalah bagian hidupku. Aku tak bisa melepaskan diri dari semua kegiataan baik itu penulisan maupun workshop.
Kutemukan puncak kebahagiaanku ketika aku hadir dalam rangka undangan Nova, “Ngobrol Inspirasi Bareng Nova” pada tanggal 26 Februari 2016. Loh aku juga baru sadar bahwa workshop ini merupakan “NOVAVERSARY” , ulangtahun Nova ke-28. Berbagai acara menarik diadakan, workshop, lomba twit, grand-prize. Selesai mengikuti workshop itu, aku mendapatkan banyak pengetahuan tentang blog dari Mbak Annisa Steviani, menulis yang menarik baik penulis maupun pembaca, bagaimana tehnik posting, apa keunikan blog kita, memaksimalkan sosial media sebagai sarana untuk branding, dan rajin share, penghasilan dari blog, dan tips dari blogging.
[caption caption="Ngobrol Inspirasi Bareng Nova"]
Ditambah dengan pemaparan dari Pak Romy Palar tentang fotography. Untuk memperjelas penjelasan trik dan cara fotografy, disajikan beberapa makanan yang sangat rapi, indah dan menawan penyajiannya .
Berpartisipasi dalam organisasi sosial, mengunjungi orang sakit, ikut serta dalam sosialisasi sosialisasi tentang penyakit kanker. Aku juga ikut berkunjung ke panti werda, orang sakit seperti kanker bersama dengan teman-teman organisasi sosial. Membuka mata hati untuk melayani mereka yang sangat memerlukan perhatian dan cinta kasih merupakan kebahagiaan yang tak terlupakan. Sukacita dan bahagia yang tak terbeli karena mereka yang sakit itu sangat membutuhkan perhatian dan cinta, dan kita pun dapat membagikan waktu dan perhatian kepada mereka.
Bahagia di rumah sekarang sudah menjadi bagian hidupku. Aku tak pernah stres lagi . Gaya hidup dan pola hidup yang sehat selalu kuterapkan, aku juga selalu membagikan sedikit apa yang dapat kuberikan kepada orang yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H