Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

9 Hal yang Dapat Melukai Self-Esteem Anak Anda

22 Februari 2016   17:23 Diperbarui: 22 Februari 2016   18:58 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="id.pinterest.com"][/caption]Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).

Self esteem, sebagaimana kita ketahui harus dimiliki oleh setiap anak. Seringkali self esteem dikoyakkan oleh hal-hal yang melukai hati anak kita. Kita ingin memperbaikinya. Kita sebagai orangtua mengharapkan bahwa anak kita sedang mengembangkan self- esteemnya.

Pentingnya anak memiliki self esteem adalah anak dapat menjangkau kemungkinan-kemunginan dunia yang sangat luas dengan adanya kepercayaan dirinya, kemampuan untuk mempersepsikan dirinya sesuai dengan apa yang sedang dalam proses persepsi.

Oleh karena itu hindari beberapa hal yang sangat meracuni atau merusak self esteem yang tidak disadari oleh orangtua.

1. JANGAN MEMPERHATIKAN  ANAK ANDA SETIAP DETIK

Perhatian memang benar diperlukan. Tetapi biarkan anak Anda tumbuh sebagaimana dia seharusnya mewujudkan dirinya sendiri. Sangat penting untuk membuat jadwal kegiataan dan aktivitas anak Anda untuk mendapatkan ketrampilan sosial, dan yang tak kalah penting adalah agar anak Anda dapat mengexplore dan menemukan kesukaannya.

Ketika suasana tenang, Anak Anda boleh bermain dengan alat kesukaannya dan menemukan passionnya yang sangat unik. Bimbing dan support anak Anda atas passion yang akan berkembang secara maximal. Tidak perlu jadwal kegiatan yang ketat. Bermain di pantai dengan istana pasirnya, memanjat gunung, bermain di tempat playgound, yang pasti anak Anda akan suka sekali bermain. Dengan demikian Anda sedang mempersiapkan anak Anda menjadi arsitek atau mencari dan membantunya menjadi seorang “Superhero”.

2. JANGAN MENUNGGU SAMPAI ANAK ANDA JADI BESAR

Menjaga disampingnya terus bukanlah cara terbaik untuk Anak memiliki self esteem. Melakukan apa yang disukai anak Anda kerjakan , membuat Anak Anda  dapat mengembangkan “rasa keberhasilan”. Tujuan kita untuk membesarkan anak adalah  agar anak dapat mandiri dan dapat menjaga/merawat dirinya sendiri. Anak yang dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan otomatis akan dapat menjaga atau merawat dirinya sendiri.

3. JANGAN MENGATAKAN “O, TIDAK APA-APA”

Kelihatannya bertolak belakang dengan apa yang pernah kita pelajari. Ini semua tergantung dari mana kita dibesarkan. Tetapi tidak semua mempunyai figur orangtua yang selalu baik atau bersikap baik dalam setiap situasi. Pastikan bahwa kita menjadi orangtua yang tetap baik dalam kondisi atau situasi apa pun.

Bila sesuatu yang tidak baik terjadi, Anda sebagai orangtua lebih baik memvalidasi perasaan Anak Anda dan meyakinkannya bahwa Anda berada di sampingnya untuk membantunya.

“Ini pasti sangat berat bagimu. Teman-temanmu tidak mau bermain denganmu. Tetapi jika kamu dapat mencurahkan hati kepada ibu, hal ini pasti akan membantumu”.

Tujuannya adalah anak dapat mengetahui bahwa  memang tidak semuanya situasi atau kondisi dapat ditotelir. Tetapi orangtua dapat memberikan bantuan bagaiman cara memproses dan mengalami dan menghadapi situasi yang sulit itu.

4. JANGAN BERBICARA DENGAN CARA “MENCELA”

Anda sebagai orangtua adalah cerminan dari dunia , baik dunia luar, sosial maupun kerja. Apa pun yang dikatakan atau dikerjakan oleh orangtua akan diikuti oleh anak. Segala isyaratnya selalu diikuti oleh anak dengan mudah. Bangunlah dialog internal dengan anak yang hangat, baik dan penuh keperayaan.

5. JANGAN KATAKAN “LUPAKAN HAL ITU”

Ketiaka anak  menghadapi hal-hal yang sulit atau mengancam, jangan sampai menghanyutkan dirinya dengan memberikan instruksi “Lupakan hal itu””. Berikan rasa empati . “ Memang hal ini sangat membuat frustrasimu. Pasti kamu bersedih hati. Apakah yang dapat Ibu bantu? Bagaimana kesedihanmu? Apakah kita bersama-sama dapat menghilangkan kesedihanmu?”.

Biarkan anak memikirkan bagaimana cara dia menjawab pertanyaan kita. Tetapi jika dia tidak mendapatkan ide untuk menjawab maka kita dapat membatunya, “Apakah mendengarkan musik dapat membantumu? Ibu siap mendengarkan apa yang ingin engkau katakan!”

6. JANGAN MELEMPAR KEKESALAN DENGAN KATA YANG TIDAK BERMANFAAT

Pada saat menghadapi kesulitan, jangan sampai anak Anda mendengar Anda berkata “Aku putus asa! Saya benar-benar putus asa! Cara berpikir pesimis sama dengan cara berpikir optimis. Sikap orangtua yang pesimis akan jadi pelajaran bagi Anak Anda untuk bersikap pesimis. Anak mempelajari sikap hidup orangtua yang dianutnya.

7. JANGAN KATAKAN “”HIDUP TIDAK ADIL”

Walaupun kenyataannya bahwa kita sedang menghadapi hidup dimana kita berada dalam situasi yang sulit dan tidak baik, sebaiknya kita sebagai orangtua tetap berfokus dengan berpikir bahwa selalu dapat memilih untuk berpikir tentang situasi . Jika kita mengatakan “Hidup ini sangat mengerikan/menakutkan! Hidup ini tidak adil! Saya frustrasi.” Anak Anda akan berpikri bahwa situasinya gawat dan tidak bisa berbuat apa-apa.  Fokus kepada cara berpikir mencari jalan keluar yang dapat dilakukan.

8. JANGAN KATAKAN “HIDUP INI SANGAT MUDAH”

Tantangan yang dihadapi selalu membuat otot mental kita jadi kuat. Explore pilihan alternatif untuk belajar mendapatkan ketrampilan. Mencari bantuan untuk memperbaiki situasi agar anak anda dapat bertindak sesuai dengan apa yang anda inginkan. Bantu anak Anda untuk dapat selalu berpikir sendiri.

9. JANGAN MENGINGINKAN “KESEMPURNAAN”

Ciptakan suasana dimana kesalahan adalah alat pembelajaran. Latihlah dalam kehidupan sehari-hari dan sampaikan kepada anak apa yang anda hadapi dan ketidakberhasilan Anda dan bagaimana kita dapat melakukan dengan cara lain untuk memperbaiki ketidakberhasilan itu.

KESIMPULAN

Apabila Anda memiliki kesan bahwa hidup anda memiliki dampak besar bagaimana anak Anda belajar dalam kehidupannya, itu berarti Anda sudah pada track yang benar.

Role model adalah penting. Sebagai orangtua, hidup dengan sikap benar maka sikap anak Anda pun akan sama. Bantulah anak Anda berpikir dan bekerja pada saat yang sulit. Anada akan membantunya dengan ketabahan dan selalu hidup dengan pembaharuan sikap Self esteem adalha produk untuk menjadi “besar dan bertanggung jawab” atas hidupnya, bukan sesuatu yang diciptakan untuk sesuatu yang artificial atau dibuat-buat, buatlah anak Anda merasa bahwa Anda memang Sangat Hebat dalam perjuangan Anda."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun