Lalu sebagai jalan tengahnya bagaimana? Sebaiknya masing-masing sekolah diberikan kebebasan untuk menentukan bagaimana pembatasan penggunaan HP. Apakah hanya boleh digunakan pada saat ada tugas atau pelajaraan yang memerlukan HP atau saat pulang HP boleh diambil (setelah dikumpulkan saat masuk sekolah).
Kepada para orangtuapun sebaiknya ada sosialisasi atas apa manfaat HP jika digunakan di sekolah. Beberapa sekolah telah mengunang para pakar teknologi yang memberikan pemaparan bagaimana teknologi itu berguna atau bermanfaat dan bagaimana bahayanya.
TeenSafe, sebuat aplikasi dimana orangtua dapat memonitor smartphone aktivitas anaknya.
Untuk tahun 2016, ada sebuah daftar dari aplikasi yang populer diantara teenager yang beresiko buat mereka. Mungkin anda telah mendengar aplikasi sepert Snapchat dan Tinder, dan yang lain-lainnya.
Aplikasi dalam daftar, seperti Kik, bagi teenaer dapat mengirimkan berita tanpa kontrol dari orangtua. Aplikasi yang lain hanya diperuntukkan orang dewasa, tetapi anak masih juga memposting atau mengaksesnya secara anonim dan cyber satu sama lain.
Anak teeneger tidak seharusnya menggunakan aplikasi ini sampai mereka terbukti telah dewasa.
Teen Safe memberikan tips agar sebelum menginstal sebuah aplikasi pastikan Anda berbicara kepada teenegar tentang informasi apa yang dapat mereka share atau akses.
[caption caption="http://www.goodhousingkeeping.com"]
[caption caption="http://www.goodhousingkeeping.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H