Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

DBD Menyerang, Virus Zika Menyerang

30 Januari 2016   21:38 Diperbarui: 31 Januari 2016   10:21 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="mosquitobiteremedies.org"][/caption]Belum selesai hebohnya DBD yang telah menyerang di lima provinsi di musim phujan,  ternyata  kita sudah mulai dihebohkan dengan virus Zika yang tak kalah dengan DBD.

Setiap memasuki musim hjuan, demam berdarah atau yang sering disebut dengan dengue makin mengganas. Selama bulan Januari 2016 ini terlah terjadi kejadian luar biasa di lima provinsi di Indonesia.  Kelima provinsi itu adalah Gorontalo, Bulukumbang, Pangkep Luwu Utara , Waji , Provinsi Sulawesi Selatan , Kianyar dan kota Denpasar di Bali. Semua rumah sakit diminta untuk menyiapkan diri adanya lonjakan pasien. 

Apa penyebab DBD?

Penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk-nyamuk tersebut lebih sering menggigit pada siang hari. Satu gigitan dapat menginfeksi manusia.

Terkadang, nyamuk juga tertular dengue dari manusia. Jika nyamuk betina yang menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk tersebut dapat tertular virus. Mulanya virus hidup di sel yang menuju saluran pencernaan nyamuk. Sekira 8 hingga 10 hari berikutnya, virus menyebar ke kelenjar saliva nyamuk, yang memproduksi saliva (atau "ludah"). Ini berarti bahwa saliva yang diproduksi oleh nyamuk tersebut terinfeksi virus dengue. Oleh karena itu ketika nyamuk menggigit manusia, saliva yang terinfeksi tersebut masuk ke dalam tubuh manusia dan menginfeksi orang tersebut. Virus sepertinya tidak menimbulkan masalah pada nyamuk yang terinfeksi, yang akan terus terinfeksi sepanjang hidupnya. Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang paling banyak menyebarkan dengue.

Ciri-ciri DBD:

Demam tiba-tiba, mata memerah, sakit kepala, nyeri otot dan sendi . Tromobosit akan turun drastis. Demam dibagi dalam tiga tahpa: demam, kritis,pemulihan

Masa Inkubasi:

4-7 hari setelah digigit nyamuk Aedes aegypti.

Cara penjegahan DBD:

dengan 5 M yaitu menguras dan menutup penampungan air, mengubur atau mendaur ulang sampah, tidak mengantung pakain, memberantas sarang nyamuk dengan rutin.

Virus Zika

[caption caption="waer.org"]

[/caption]

Masyarakat dikagetkan dengan adanya virus Zika yang ternyata terdeteksi di Jambi pada tahun 2015. Penyebaran virus itu atau vectornya dari nyamuk Aedes aegypti dan gejalanya persis demam berdarah. Keberadaannya di daerah daerah endemis demam berdarah.

Virus ini juga dapat ditularkan dari ibu hamil kepada bayinya selama kehamilan atau sekitar saat kelahiran.

Gejala Virus Zika:

Demam mendadak;  lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi, mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungvitis. Pasien merasakan sakit kepala.  Trombosit tidak turun.

Bahaya vrius Zika:

Infkesi virus Zika pada bayi atau janin bisa menyebabkan mikrosefali (kepala yang kecil).  Virus Zika menghancurkan jaringan otaka yang telah terbentuk , mengakibatkan mengecilkan ukuran otak , dan bayi yang lahir akan cacat.

Pencegahan:

Melindungi diri dari gigitan nyamuk (pakai pakain yang menutupi tangan dan kaki); tutup boks, kereta dorong dan gendongan bayi dan kasa nyamuk, mengoleskan krim anti nyamuk, di Amerika Serikat memperingatkan warganya terutama perempuan hamil untuk tidak beperkgian ke 14 negara di wilayah Laut Karibia dan AMerika Latin.

Masa Inkubasi

2-7 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi

Pengobatan:

Belum ada vaksin khusus untuk virus zika;  istirahat yang banyak;  minum cairan untuk mencegah dehidrasi, minum obat seperti asetaminofen untuk mengurangi demam dan rasa sakit.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Lakukan pencegahan sebelum terjadi endemi DB maupun Virus Zika.

Selamat sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun