Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Demokrasi Pendidikan

18 Desember 2015   15:12 Diperbarui: 18 Desember 2015   15:32 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya membaca ulasan dari Rene Suhardono & Nisa Farids mengenai laporan perjalanan dan pembelajaar di beberapa daerah di Silico Valley , California dan The Woods.

Di kunjungan pertamanya di Khan Academy, ternyata di situ terdapat sebuah fenomena pendidikan yang sangat dahsyat. Sebuah pendidikan global yang berawal dari sebuah kepedulian.

Latar belakang Khan Academy, terinspirasi dari sebuah buku yang berjudl  "The One World School House" oleh Salman Khan.   Salman Khan mempunyai sepupu yang bernama Nadia.  Nadia itu hampir frustradi dengan pelajaran matematika di sekolah menengah. 

Sedangkan Salman Khan sedang menempuh pendidikan pascasarjana di Harvard Business School, Boston, Massachuttes. Salman sama sekali tak punya latar belakang pendidik. Namun, saat mendengar keluhan Nadia, dia tak diam diri. Mempunyai naluri yang kuat, dia berinisiatif untuk mengambil peran baru. Dia mengajarkan kepada Nadia yang saat itu mengunjunginya di Boston.  Tidak berhenti di situ, dia meneruskan mengajarkan melalui telpon ketika Nadia kembali ke negara bagiannya di New Orleans.

Rupanya bukan hanya Nadia yang jadi murid  Salman. Beberapa teman Nadia pun ikut-ikutan minta diajari matematika. Dengan belajar jarak jauh, Salman memberikan tutorialnya dengan menggunakan sarana youtube.  Alhasil, 15 murid pun berhasil dibantu.  Dan sampai sekarang Khan Academi telah berhasil memiliki lebih dari 2,3 juta pelanggan dan menerbitkan 5.000 video pengajaran berbagai materi.

Sebuah Paradigma Pedagogi:

Penulis dari buku ""The One World School House",  mengisyaratkan bahwa Salman Khan adalah seorang pendobrak, pemimpi dan pemberontak dalam hal pendidikan.  Tidak ada teori yang muluk, kita didorong untuk peduli, dengan keyakinan dan antusiasme sebuah perubahan pedagogi yang kaku, tergantung kepada kebiasaan belajar.   Sebuah kepedulian untuk meyakinkan agar murdi belajar sesuai kemauannya untuk belajar apa pun secara indepnden.  Guru hanya beritindak sebagai fasilitator dan mentor, bukan pengajar dan pemberdaya yang dahsyat. Tehnologi hanya sebagai alat pemberdaya yang dahsyat tetapi tanpa kehadiran guru yang passionate, dan berkualitas tidak akan berarti banya.

 

The Woods

Apa itu the Woods?  Awal mulanya membaca judulnya saya pikir sekolah yang ada di hutan .  Ternyata bukan, The Woods ada daycare , taman bermain yang dimiliki oleh Google di Mountain View, California.   Kebanyakan yang jadi murid-murid di sini adalah anak dari karyawan Google.

Jangan bayangkan bahwa ada komputer, touch screen, Ipad bertebaran.  Tidak ada sama sekali. Yang ada hanya papan tulis sebagai pengganti  dari komputer tablet. 

Apa yang ingin diimplementasikan di sini adalah kembali kepada prinsip pendidikan abad 21.   Kemampuan, kesempatan untuk berinovasi.  The Woods memberikan ruang, waktu, bimibingan kepada anak untuk berpikir bagaimana bermain sambil belajar dan menciptakan sesuatu.  Dorongan dan kreativas guru menajdi hal yang paling penting. 

Benda-benda yang dapat digunakan inovasi oleh anak-anak itu seperti papan-pan kayu, tumpukan batu, . Semua benda yang ada di situ dapat dipakai untuk explorasi oleh anak-anak.  Menciptakan dan berimajinasi , lalu guru akan mengobeservasi tanpa banyak intervensi. 

Guru memiliki kemampuan berkomunikasi dengan anak untuk mendorong anak bermain dan menghasilkan sesuatu. Setelah ada hasilnya, guru akan menggunakan komputernya dengan memotret atau scan hasil karya anak . Hasil karya itu akan disampaikan kepada orangtua anak. 

Peralatan penunjang dari pelajaran seperti spidok, kertas warna warni, cat air, kanvas lukis berbagai motif, clay dan sebagainya.  Hasil karya anak berupa patung, menggambar berbagai media, berlatih memalu paku, menjadi dengan mesin listrik, semuanya dilakukan dengan peralatan yang bukan mainan.

Tujuan utama dari semua yang dilakukan dalam pendidikan The Woods adalah anak-anak mengalami experiencing berbagai proses, bereksperimen menggunakan beberapa alat, mencoba sendiri menjawab pertanyaan. Menggunakan alat yang berwarna-warni dan hasil yang berbeda. Hal ini  akan mempersiapkan mereka dalam dunia nyata dan inilah pola pendidkan abad-21, model dirancang untuk merespons komplexitas.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun