Apa yang ingin diimplementasikan di sini adalah kembali kepada prinsip pendidikan abad 21.  Kemampuan, kesempatan untuk berinovasi. The Woods memberikan ruang, waktu, bimibingan kepada anak untuk berpikir bagaimana bermain sambil belajar dan menciptakan sesuatu. Dorongan dan kreativas guru menajdi hal yang paling penting.Â
Benda-benda yang dapat digunakan inovasi oleh anak-anak itu seperti papan-pan kayu, tumpukan batu, . Semua benda yang ada di situ dapat dipakai untuk explorasi oleh anak-anak. Menciptakan dan berimajinasi , lalu guru akan mengobeservasi tanpa banyak intervensi.Â
Guru memiliki kemampuan berkomunikasi dengan anak untuk mendorong anak bermain dan menghasilkan sesuatu. Setelah ada hasilnya, guru akan menggunakan komputernya dengan memotret atau scan hasil karya anak . Hasil karya itu akan disampaikan kepada orangtua anak.Â
Peralatan penunjang dari pelajaran seperti spidok, kertas warna warni, cat air, kanvas lukis berbagai motif, clay dan sebagainya. Hasil karya anak berupa patung, menggambar berbagai media, berlatih memalu paku, menjadi dengan mesin listrik, semuanya dilakukan dengan peralatan yang bukan mainan.
Tujuan utama dari semua yang dilakukan dalam pendidikan The Woods adalah anak-anak mengalami experiencing berbagai proses, bereksperimen menggunakan beberapa alat, mencoba sendiri menjawab pertanyaan. Menggunakan alat yang berwarna-warni dan hasil yang berbeda. Hal ini akan mempersiapkan mereka dalam dunia nyata dan inilah pola pendidkan abad-21, model dirancang untuk merespons komplexitas.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H