Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Inovasi, Mengatasi Masalah Jadi Solusi di Masa Depan

15 Desember 2015   13:29 Diperbarui: 17 Desember 2015   16:38 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Proyek Litbang Siap Pakai Sumber foto: www.kompasiana.co"][/caption]

Ingatan kita kembali pada beberapa bulan yang lalu dimana di media cetak memberitakan bahwa supir truk sampah Jakarta takut melewati Cilengsi. Para supir ini terpaksa harus mengatur strategi baru untuk mengangkut sampah dari Jakarta malam hari supaya mereka aman untuk melewati jalan tanpa diganggu oleh rakyat yang marah.
Persoalan ini sebagai gunung es dari masalah “Sampah” yang tak ada habis-habisnya di Indonesia khususnya Jakarta. Sampah yang menumpuk yang berbau dan harus dibuang di TPA atau Tempat Pembuangan Sampah. Hal ini menjadi satu –satunya cara bagi pemerintah untuk mengatasi sampah.


Bahkan di Bandung ada tempat-tempat yang tertentu yang dipenuhi sampah sehingga orang yang lewat pun tak mampu menghirup udara busuk sampah, dan sampah itu dibiarkan begitu saja tanpa mencoba mencari solusinya.

Salah satu solusi adalah yang telah dibuat oleh BaLitbang PPUR adalah Komposter. Komposter adalah alat pengolahan sampah organik rumah tangga melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong. Tong besar bisa terbuat dari kaleng yang besar dan panjang, tinggi, dibuat lubang-lubang. Lebih baik tong itu terbuat dari fiber setinggi 1 meter, dengan lubang 100 lubang . Ditengah tong dimasukkan tong untuk tempat kompos. Pertama kali, kompos dibuat dari sisa-sisa makanan , disemprotkan sedikit larutan bakteri untuk anti pembusukan. Jika kompos yang dibuat itu tidak bau dan tidak mengeluarkan belatung, maka kompos itu dianggap berhasil. Tanaman-tanaman sayuran kita tanamkan diantara lubang-lubang fiber itu. Setelah beberapa lama sayuran itu akan tumbuh dan muncul diantara lubang-lubang. Ternyata hasil sampah organik yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan kompos dan sayur-sayuran yang sehat.

Keberhasilan dari inovasi komposter ini telah dipraktekan oleh seorang bapak bernama Muhamad Solikin , warga Bogor Doyong, Gresik di Jawa Timur. Menggerakan komunitas ibu-ibu untuk komposter Mandiri dari sisa-sisa makanan dan sampah basah menghasilkan pupuk atau kompos. Di samping itu mereka dengan giat memasukkan tanaman sayuran seperti kangkung, sayuran ubi, sawi, bayam, cabe di lubang-lubang fiber. Dalam jangka waktu seminggu sayuran itu sudah dapat dipanen dengan memotong batangnya. Akarnya dibuang dan dimasukkan ke dalam sampah kompos. Hebat sekali bukan menanam sampah, memanen sayuran organik yang dapat bermanfaat untuk dimakan. Apabila tanaman sayuran itu telah dua atau tiga kali berhasil dipetik atau dipanen, maka yang untuk yang selanjutnay dijadikan kompos.

Tidak hanya warga Bogor Doyong, kami di Bintaro juga di RW 006, telah mengelola sampah menjadi organik dan non-organik, untuk sampah organik dikelola secara bersama tong plastik atau fiber untuk pembuatan kompos. Sementara sampah non organik akan dikumpulkan setiap senin dan dibuat daur ulang yang bermanfaat untuk digunakan lagi.

[caption caption="Komposter Sumber foto : www.flicker.com"]

[/caption]


Inovasi komposter yang dicetukan oleh Balitbang PUPR (Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) telah dibuktikan oleh masyarakat dengan mengelola sampah yang baik akan menjadi berkah dan manfaat bagi kita semua.

Solusi dan Inovasi yang dilakukan Balitbang PUPR bukan hanya komposter saja, tetapi banyak inovasi lain yang juga sangat berguna dan bermanfaat antara lain , tungku sanira, flood early warning system, bendung knock down, sumur resapan, Ruang Henti Khusus (RHK), jembatan pelat Orthotropik, sindila.

Beberapa inovasi yang telah dipromosikan dan diperkenalkan kepada masyarakat baik itu dalam pameran yang diselenggarakan oleh PUPR.


Produk-produk unggulan yang telah dicapai oleh BaLitbang PPUR adalah :


1. Komposter

Komposter adalah alat pengolahan sampah organik rumah tangga melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong. Tong besar bisa terbuat dari kaleng yang besar dan panjang, tinggi, dibuat lubang-lubang. Lebih baik tong itu terbuat dari fiber setinggi 1 meter, dengan lubang 100 lubang . Ditengah tong dimasukkan tong untuk tempat kompos. Pertama kali, kompos dibuat dari sisa-sisa makanan , diberikan sedikit cairan untuk anti pembusukan. Hasilnya, tanaman sayuran akan muncul diantara lubang-lubang. Luar biasa sampah dikelolah dengan baik menjadi sayuran organik yang sangat sehat.


2. Tungku Sanira

Saat ini melihat jumlah sampah yang begitu banyak di setiap kota Cara pengelolaan sampah yang lama hanya mengambil sampah dan membuangnya ke TPA. Ini menjadi kendala besar di kemudian hari. Sampah menumpuk dan akan menimbulkan ekologi yang sangat bahaya. Tungku Sanira , penemuan dan teknologi hijau untuk mengeloha sampah dengan sistem pembakaran tanpa minyak dengan suhu hingga 800 derajat dan melalui proses filter asap. Metodenya dengan water spay dan memakai komponen lokal. Kapasitas dari tungku dapat membakar dua meter sampah per jam. Jika ingin melihat cara dan proses pembakarannya silahkan klik https://www.youtube.com/watch?v=3C30MABG14Y

[caption caption="Tungku Sanira Sumber Foto: puskim.pu.go.id"]

[/caption]

3. Jembatan Knock-down atau jembatan pelat Orthotropik

  Pembangunan jembatan di masa lampau dengan menggunakan beton. Membuat beton memerlukan waktu yang lama karena beton harus dicor dan menunggu sampai kering baru diproses lebih lanjut. Setelah melihat daerah tertinggal yang tidka terjangkau oleh infrakstur, memerlukan jembatan yang dibangun dengan cepat dan kuat maka timbullah inovasi jembatan pelat orthotropik. Inovasi jembatan pelat orthotropik dengan menggunakan baja yang telah dibuat terlebih dulu potongannya, tinggal disambung-sambung , tidak perlu menunggu adukan beton mengering. Selain ringan pemasangannya, juga waktu lebih singkat, yaitu memerlukan waktu 30 hari untuk satu bentangan.

Teknologi bendungan knock down dapat digunakan untuk pengamanan sungai. Keunggulan sistem ini lebih flesksible dan tidak memerlukan saluran pengelak selain supply sedimen ke arah hilir . Balitbang juga mengeluarkan software untuk mengukur seberapa besar kinerja fungsi dari infrastruktur yang terbangun di bidang sumber daya air, jalan, jembatan, serta permukimann. Instrumen ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi.

[caption caption="Jembatan knock down Sumber foto: www.housing-estate.com"]

[/caption]


4. Ruang Henti Khusus Sepeda Motor

Ketika sepeda motor itu berhenti di suatu persimpangan karena adanya lampu merah, sering terjadi benturan atau “senggolan”antar pemakai sepeda motor atau pengguna kendaraan lainnya. Inovasi baru yang ditemukan oleh Balitbang adalah ruang henti khusus untuk sepeda motor dengan memberikan fasilitas khusus atau ruang khusus pada saat berhenti di persimpangan menghindari terjadi konflik dan tingkat keparahan konflik. Uji coba telah dilakukan pada saat pagi dan sore ketika tingkat pengguna motor sangat tinggi. Dengan menggunakan video kamera dilakukan observasi. Ketika dihitung tingkat efektivitas pada waktu puncak pagi dan sore masing-masing dengan 11,92% dan 12,31%. Terdapat Pola konflik juga berubah secara signifikan, demikian juga dengan tingkat konflik juga menurun dari 133,39 konflik/1000 smp menjadi 24,68 konflik/1000 smp untuk waktu puncak pagi dan dari 111,10 konflik/1000 amp menjadi 24,10 konflik/1000 smp untuk waktu puncak sore.

[caption caption="Ruang Henti Khusus Sepeda Motor Sumber foto: ceritaanda.viva.co.id"]

[/caption]

5. Sumur resapan

Banjir sudah menjadi langganan utama dari semua masyarakat ibukota maupun beberapa daerah lainnya. Bukan hanya yang banjir tetapi juga ada masalah penurunan dasar tanah yang terjadi di beberapa tempat di Jakarta.

Penyebab dari banjir adalah karena beberapa faktor seperti pengembangan rumah yang melewat Garis Sempadan Badan, sistem drainase yang tidak baik, dan kurangnya kesadaran dalam mengelola sampah.

Penyebab penurunan dasar tanah karena di beberapa daerah di Indonesia berkembang pesat pembangunan rumah maupun lahan sehingga fungsi hutan maupun tanah berkurang dan penyerapan air pun makin tidak ada lagi.


Kedua kondisi ini membuat sebuah penelitian oleh PPUR maupun BPPT . Penelitian itu menghasilkan rekomendasi untuk pembuatan sumur resapan guna menghindari banjir maupun penurunan air tanah.
Rekomendasi ini sudah dibuatkan menjadi peraturan oleh Gubenur Jakarta dalam. PP No.68 tahun 2005.

Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).


6. Biority


Instalasi pengolahan limbah rumah tangga septik tank menggunakan media kontak. Dampak buruk dari banyaknya limbah rumah tangga septik tank yang tidak diolah akan menyebabkan kontaminasi air akibat aktivitas domestik masih relatif tinggi, sekitar 70-80%. Bila sumber air limbah teridentifikasi tidak memenuhi persyaratan, air limbah perlu diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke badan air.
Mengolah airlimbah sebelum dialirkan ke badan air dengan tenik media kontak. Manfaatnya adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mempercepat pembangunan perumahan karena dapat diproduksi secara masal. Sistem Tanki Septik terletak pada media kontak technocell yang bermanfat bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan kembang. Sistem yang terbukti telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri KLH No.112 Tahun 2003 tentang standar kualitas air limbah tangga. Manfaat lain adalah pemasangan mudah dan cepat, hemat ruang, material yang tahan korosi, air buangan dapat langsung dialirkan ke drainase umum.

Jika masyarakat ingin mengetahui lebih banyak tentang inovasi balitbang PUPR, tentunya dapat melihat diwebsite Balitbang PUPR http://litbang.pu.go.id/,  solusi seiring inovasi menjadi visi dan misi baltibang PUPR.

Inovasi yang telah ditemukan , diharapkan agar masyarakat dapat memanfaatkannya sehingga negara kita dapat mengubah masalah menjadi solusi  seiring inovasi dari  penemuan itu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun