Seiring dengan pekembangan zaman, dimana PT. KAI Commuter Jabotabek (KCJ) telah mengganti gerbong yang tidak memadai lagi dan menggantikan kereta Rel Listrik baru buatan Jepang pada tahun 1976 dengan Kereta api Commuter line untuk Jabotabek telah berubah wajah dan pelayanannya.
Kategori pelayanannya mulai menggunakan kartu multi Trip/single trip , tempat duduknya “empuk” dilengkapi dengan AC, peronnya sangat bersih dan tinggal masuk ke dalam dengan menggesekan kartu di gate in , tidak ada lagi antrean panjang untuk masuk peron, untuk perempuan ada gerbong khusus perempuan di bagian belakang, bagi penumpang yang naik kendaraan baik itu naik motor atau mobil ke setasiun, telah disediakan parkir yang aman selama mobil /motor ditinggalkan.
Ada tiga kategori pelayanan untuk Commuter, yaitu Commuter ekonomi non-Ac, Commuter Ek onomi AC dan Commuter Ekspres AC. Sistem terpadu untuk pengoperasian wilayah Jabotabek dengan rute yang sangat jelas yaitu Jakarta – Bogor disebut KRL Pakuan, Jakarta-Tanahabang pp; Jakarta –Bekasi PP, Jakarta – Tangerang PP, Jakarta – Serpong PP. Untuk lingkar luar Jakarta dengan nama KRL Ciliwung dengan rute Manggarai-Tanahbang-Angke-Kemayoran-Pasar Senen-Jatinegara.
Berhubung saya tiap hari naik kereta, lebih mudah bagi saya menggunakan Kartu Multi Trip yang dapat dibeli secara e-money di BRI, BCA, Mandiri, kita perlu menyetor saldo tanpa batas, dengan saldo minimal Rp.7.000. Kartu ini dapat digunakan untuk perjalanan KRL Commuterline di seluruh lintas Jabotabek (berbeda dengan kartu single trip yang setiap hari harus antri lagi untuk membeli karena hanya berlaku untuk sekali perjalanan). Begitu saya masuk gate in kita harus tap in dengan kartunya supaya nanti pada waktu keluar tidak ada kesulitan atau kena denda.
[caption caption="dokumen"]
Suatu kali ketika saya mendapat undangan dari Kompas (bukan Kompasiana) di kantornya. Pilihan transportasi adalah naik Commuterline. Sambil menikmati pemandangan melihat kemacetan lalu lintas, kereta tetap saja dapat melintas menembus sisi sisi kemacetan. Belum berapa lama duduk, hanya sekitar 20 menit, tibalah saya di setasiun Palmerah. Kok cepat sekali, pikir saya dalam hati.
Timbul dalam pikiran saya, wah nanti turunnya dari kereta pasti saya harus loncat karena pengalaman saya sebelumnya, ada jarak yang cukup jauh dasar dari kereta dengan dasar pijakan di setasiun. Kebayang itu, saya suka takut jatuh. Namun, apa yang terbayang itu ternyata sirna. Dengan mudah sekali, saya turun dari kereta langsung menginjak pinggir peron. Aman. Begitu masuk peron, semuanya kelihatan bersih, dan mudah keluarnya tanpa antri karena penggunaan kartu magnit . Kebersihan Setasiun Palmerah menjadi kekaguman saya, juga pintu masuknya sangat mudah dijangkau.
[caption caption="Tribunnews"]
Hanya sayang ketika suatu hari saya harus mengikuti seminar, saya berangkat dengan naik kereta . Saya mencoba mencari jadwal kereta untuk ke Sudirman. Di website Jadwal kereta api, saya tak menemukan apa yang saya cari. Tak ada jadwal yang muncul di jam yang saya inginkan.
[caption caption="dokumen pribadi"]
Terpaksa saya hanya memperkirakan jam keberangkatan KRL dan berangkat dari rumalh lebil awal. Untungnya, saya hanya menunggu 10-15 menit, kereta api sudah muncul. Pada saat masuk ke gerbong, antisipasi saya akan tiba di setasiun Tanah Abang sekitar 20 menit karena harus transit untuk meneruskan ke Sudirman. Sayangnya, ternyata ada hambatan kereta harus berhenti di setasiun Kebayoran Lama selama 25 menit karena menunggu kereta yang akan masuk. Suasana hati saya cukup tegang, takut terlambat dan mengejar waktu karena harus transit di Tanah Abang untuk mencapai Setasiun Sudirman.Sesampai di Tanah Abang, terpaksa saya harus berlari untuk meneruskan perjalanan agar tak terlambat.
Rekomendasi yang ingin saya sampaikan kepada PT. KAI Commuter Jabotabek (KCJ) ada signboard dari jadwal kereta api yang akan datang sehingga memudahkan penumpang yang akan naik kereta api jam berapa kereta akan datang dan berangkat. Informasi signboard ini seperti yang dilakukan di bandara. Memudahkan penumpang untuk melihat informasi dengan signboard daripada harus bertanya kepada bagian informasi.