[caption caption="google.com"]
[/caption]
Bakat anak memang paling baik ditemukan sejak masih kecil. Bila dikenali dari awal, pengembangan bakat terpendam anak bisa lebih maksimal. Kemampuan belajar di sekolah bisa dikenali guru dari prestasi akademis anak. namun, untuk kemampun non-akademis, orangtua perlu lebih peka. Bakat anak bisa tidak terlihat, tetapi juga bisa mulai menonjol ketika anak memasuki usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
Talenta atau bakat bisa terlihat dari kemampuan anak yang menonjol. Misalnya, anak mempunyai suara yang merdu saat bernyanyi. Namun, kemampuan ini bisa ja menurun jika anak memasuki dunia pubertas. Demikian pula dengan kemampuan melukis yang cukup menonjol pada usia sekolah dasar. Minat terhadap dunia lukis dapat menurun ketika anak memasuki usia yang semakin dewasa.
Jadi, selain mengenali kemampuan alami anak, orangtua perlu memperhatikan minat anak pada suatu bidang. Tidak masalah jika seorang anak"ngotot" belajar tari balet, padahal postur tubuhnya terlalu berisi. Dengan kerja keras dan ketekunan, anak yang cenderung gemuk pun bisa menurunkan berat badan dan menjadi penari balet profesional pada kemudian hari.
Bakat seorang anak juga terlihat dari kebiasaan atu hobinya yang dilakukan berulang-ulang. Misalnya,seorang anak gemar bermain piano. Anak juga tidak segan mempelajari lagu-lagu baru atau menggubah lagu sederhana melalui piano.
Anda juga bisa menanyakan kepada anak secara langsung tentang hal-hal yang disukainya.Jika anak suka bermain basket, bulu tangkis, atau futsal, dukunglah aktvitasnya. Prestasi dalam bidang olahraga tidak harus ditunjukkan melalui deretan piala. Pujian yang terlontar dari guru, teman-teman di sekolah, dan orangtua murid lainnya bisa menandakan kemampuan anak yang cukup baik.
Inisiatif anak untuk menjajal program atau aktivitas tertentu juga perlu disambut dengan baik. Anak yang berinisiatif bisa berarti dia mempunyai minat tinggi terhadap bidang tersebut. Misalnya, modelling. hindari memandang remeh minat anak karena Anda tidak akan pernah tahu bakat anak sebelum anak mencobanya.
Mendukung bakat anak bukan berarti mengontrolnya. Biarkan anak berkembang dan nyaman dengan aktivitas yang ditekuninya. Namun, ingatkan anak pada kewajiban dan tugas-tugasnya sekolah.Jangan lupa, berikan waktu pada anak untuk bermain bersama teman-temannya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H