Ujung tombak dari semuanya adalah keluarga. Keluarga yang hangat, yang memahami dan mengenal anaknya dengan utuh. Kehangatan dan cinta kasih orangtua yang mendalam terhadap anak, membuat dan mempengaruhi perilaku anak juga mencintai terhadap sesamanya terutama teman-temannya. Konsep "cinta" itu harus dimulai dari keluarga.
Jika anak hanya bermain gadget setiap waktu, yang ada dunia gadget dan tidak mengenal teman dengan baik. Jiwa sosialnya berkurang. Sekali dia berjumpa dengan teman yang tidak disukainya atau yang selalu mengejeknya, dia akan memberontak. PEmberontakan dengan kekerasan. Kekerasan terhadap anak lain itu memicu anak lain jadi korban dari kekerasan itu.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, mulai saat ini adakan komitmen bersama dengan anaknya untuk menggunakan gadgetnya hanya dalam waktu yang spesifik, katakan 1 jam saja. Setelah itu ajaklah anak bermain dengan teman, tetangga atau saudara. Permainan yang memang mempunyai nilai-nilai edukasi bukan hanya permainan game.
Nilai-nilai yang sudah luntur seperti cinta kasih terhadap sesama, berbagi dan mencintai orang lain yang membutuhkan, perlu diterapkan kepada anak. Orangtua jadi teladan bagi anak-anak . Sehingga anak dapa melihat secara langsung apa yang diminta orangtuanya itu bukan hanya sekedar omong kosong saja, tetapi benar-benar dilakukan.
Gerakan cinta kasih itu sangat baik dan perlu dilakukan. Sedikit demi sedikit akan menghilangkan ego anak yang ingin menang sendiri, melawan dan menggunakan kekerasan terhadap temannya jika temannya menghalangi keinginannya atau mengejek, bullying dan sebagainya.
Mari kita semua menanamkan kepedulian kepada anak kita "Cinta Kasih terhadap sesama" dengan mengasihi dirinya secara utuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI