Konflik ini semua akan membawa seseorang individu jadi tegang, tetapi inilah alarm yang membuat kita selalu mawas diri dan bergerak mewaraskan diri .  Indikator agar kita tetap waras diri adalah kita memang terjauh dari "murid TK".
Caranya : mengkaji kembali apa yang dicintai , apa yang membuat kita bangga dan diri kita jadi tonggak kebenaran dan model. Kaji kebutuhan dasar yang diperlukan. Saya sangat berkesan dengan kata-kata yang perlu dicamkan yaitu ""What we must live with, and what we can live without".Â
Dalam pembedaan kita akan membuat ukuran, berapa upaya kita untuk mengejar kebutuhan dasar dan prinsip yang kita tegakkan dalam keadaan apa pun. Berpihak kepada kebenar dan komitan yang dikembangkan sampai sumpah jabatan itu dilaksanakan sampai seleesai.Â
Dalam meningkatkan servis kepada orang lain, belajar memahami orang lain, kebutuhannya, kekhawatirannya, dan solusi untuk membantunya.
Setiap orang memang mempunya sisi ""imarutias", di sini perlu respect, dan toleransi kita terujui.  Manusia yang waras akan menghadapi kekurangan tidak dengan mengeluh, merengek bahkan mengasihani diri sendiri.
Jangan kembali mundur belajar seperti saya yang sudah lansia. Belajar untuk keinginan tahu apa pun , dan yang penting adalah semangat belajar tidak pernah kendor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H