Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sampah Elektronik , mau dibuang ke mana?

7 Agustus 2015   15:38 Diperbarui: 7 Agustus 2015   15:38 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hidup di era modern ini, penuh dikelilingi dengan barang-barang atau perangkat-perangkat elektronik.  Manusia modern, perlu banyak barang elektronik sebagai pendukung hidupnya.  Alasan kenapa harus punya barang elektronik, sebagian besar mungkin mengatakan untuk kemudahan.  Sebagian besar lagi perlu karena itulah cermin atau gaya hidup modern.

Contohnya punya AC karena hidup tanpa ac, apalagi pada musim kemarau, tidak bisa tidur sama sekali.  Punya televisi sampai 2-3 buah agar masing-masing individu tidak bertengkar karena masing-masing punya keinginan yang berbeda untuk menontonnya.  Juga kulkas pun harus dimiliki untuk memudahkan sayuran, daging dapat disimpan lebih baik lagi.   Juga punya mesin cuci, yang sangat membantu kita dalam cucian yang begitu menumpuk begitu pembantu tidak lagi balik.

Tetapi jika kita harus mengganti entah karena rusak atau karena modelnya sudah tidak update, kita bingung kemana akan kita bawa barang elektronik yang lama itu.

Sebagian besar dari kita, apalagi sebagai ibu rumah tangga seperti saya, hanya mengandalkan tukang loak yang sering lewat depan rumah.  Saya tak peduli lagi jika barang sudah diambil, entah kemana mereka akan bawa.

Bahayanya Jika Barang Elektronik tidak di kelola

Membaca di koran Kompas hari ini , berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan organisasi nirlaba Waste4Change, 55 persen penduduk Jakarta tidak tahu kemana sampahnya dibawa. 

Hal ini sungguh sangat menyedihkan sama sekali.   Saat ini, Indonesia tak punya pusat pengelolaan sampah elektronik. Sebagian besar sampaih ini masih tertumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA).  Sebagian kecilnya dikelola di tempat permisahan sampah elektronik yang ada di PUlau Jawa dan Batam.   Komponen yang masih dapat digunakan seperti plastik dan tembaga, dipisahkan lantas diekspor ke Singapura untuk didaur ulang.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah. Komponen-komponenya mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Circuit board komputer, mengandung logam-logam berat, seperti timah, krom, besi, timbal, perak dan tembaga. Komponen dalam televisi dan monitor komputer bekas pun mengandung timah,kadmium, dan merkuri. Limbah-limbah yang tidak ditangani dengan benar, menjadi polutan dalam air, tanha dan udara.  Ini akan berakibat buruk bagi lingkungan sekitarnya.

 

Salurkan sampah elektronik:

Di Indonesia, hanya ada UU untuk pengelolaan sampah, UU Nomer 18 tahun Tahun 2008.  Namun, sayang praktek tidak ada sama sekali. Jauh dari apa yang seharusnya.   Mereka kebanyakan dibuang ke tukang loak atau buang begitu saja ke tempat sampah.

Suatu perusahaan digital, PT. Mitra Kersa Artha, mengambil inisiatif. Mereka meluncurkan usaha pengumpulan sampah elektronik iSiaga Ecocash.

Ecocash , melihat kesulitan orang untuk membuang sampah elektroniknya. Selain ukuran besar, juga tidak tahu kemana harus dibawa, banyak yang juga tidak mau bayar untuk membuangnya.

Ecocash telah membuat dan membalik alasan ini .. Ecocash menawarkan cara baru menyalukan sampah eketronik.  Masyarakat dapat menjual sampahnya kepada Ecocash. Petugas akan mendatangai rumah pengguna jasa, mengambil perangkat elektronik bekas, lantas membayarnya. Perangkat yang rusak atau mati tetap ada harganya. Layanan jemput sampah elektronik secara gratis untuk wilayah Jakarta dan Tangerang. Daerah lain di Jabodetabek bisa dilayani, tetapi dikenakan tambahan untuk pengambilan barang.

Berita tambahan oleh CNN Indonesia, menjadi tambahan pengetahuan kita.  Silahkan klik di sini

Apa yang dilakukan oleh Ecocash?

Mereka akan mendaur ulang, sehingga barang-barang yang membahayakan itu tidak mersak lingkungan. Menyerahkan limbah elektronik kepada orang yang bisa mengolahnya menjadi salah satu cara yang ditempuh untuk mengatasi sampah elektronik.

Perusahaan Elektronik Juga memiliki tanggung jawab:

Diharapkan agar produsen dari elektronik bukan hanya menjual barang kepada masyarakat, mereka juga punya divisi khusus yang dapat mengelola kembali produknya yang telah kadaluwarsa maupun yang tak bisa digunakan lagi.  Sistem yang teritegrasi dalam pengelolah sampah baik swasta maupun pabrik sangat membantu agar lingkungan kita tetap bersih, nyaman , jauh dari bahaya limbah elektronika.

 

 Alamat Web Ecocash:  
http://www.isiaga.com/ecocash/

Saya sedang mencoba browsing, untuk mesin cuci yang masih bisa jalan, tetapi sudah tidak terpakai, dihargai Rp.50,000

Daripada nongkrong memenuhi tempat, dan bingung, kenapa tidak mencoba?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun