Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Posting Foto Anak di Media Sosial

5 Agustus 2015   16:59 Diperbarui: 5 Agustus 2015   17:06 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="google"][/caption]

Begitu anak lahir, para ibu yang gemar memamerkan foto-foto anaknya, lalu mengupload dan memposting di Media Sosial.

Apakah ini gaya hidup masa kini?

Sebenarnya ini terjadi pada kaum wanita. Bukan hanya di Indonesia saja, tetapi di luar negeri pun sering terjadi.  Kebanggaan akan anak, cucu, jadi trend agar teman, family dan semua penggemarnya mengetahui foto anak-anaknya.  Mulai dari yang kecil, sampai anak yang terbesar pun di postingkan.

Tidak hanya itu, pose anak mulai dari tidur, baca, bermain, sampai ke anak liburan bersama keluarga.  Posting anak, keluarga menjadi kegemaran dan tren masa kini.

Media sosial penuh dengan foto-foto anak.  Apalagi jika sebuah media anak mengadakan ajang lomba foto anak, segera para ibu dengan gempitanya mengupload foto-foto anak. 

Kelihatan lucu, menggemaskan, dan ceria buat orang yang melihatnya.  Bahkan, ada yang berkomentar selain lucu, wah anaknya mungil dan pandai diarahkan ke pose yang diinginkan.

Sebuah exploitasi seorang anak yang polos dan sebuah gambaran bahwa orang lain menikmati dengan foto-foto yang disajikan.

 

Apa bahaya posting foto anak di Media sosial?

Di sebuah pemberitaan BBC, seorang ibu muda, yang mempunyai anak lelaki berusia 3 bulan.  Melihat anaknya yang sangat lucu, gemuk dan polos itu difoto.  Hasil foto itu dia upload di instagram. http://www.bbc.com/news/magazine-33732803

 

Tanpa disadari bahwa seseorang telah mengambil foto anaknya itu. Ketika suatu waktu dia sedang  browsing di suatu tempat khusus untuk ibu dan anak, dia melihat foto anaknya itu digendong bersama ibu itu.

Setelah diamati dengan seksama, dia kaget bahwa foto itu benar-benar anaknya.  Dia tak menyangka bahwa ada seorang ibu yang mengambilnya foto itu dan menjadikan foto anaknya itu sebagai anaknya (foto anak bersama ibu yang mengambil foto itu).

Akibatnya, ibu itu sangat terkejut , kaget, menyesal . Secara psikologis dia menyalahkan dirinya mengapa dia bertindak ceroboh untuk posting foto ke media sosial.

Dia minta kepada ibu yang mengambil foto anaknya itu segera menghapus foto anaknya .  Dengan sangat keberatan, si ibu yang ambil foto itu akhirnya mengizinkannya dan menghapus foto itu dari instagram.

Pelajaran yang sangat penting bagi para ibu, sebuah privasi harus dibangun dengan sangat hati-hati.  Etika posting milik pribadi sebaiknya tidak dijadikan bahan posting untuk setting kepada publik. Setting hanya untuk pribadi saja.

Etika dijunjung tinggi dengan menghormati diri sendiri untuk tidak memamerkan milik pribadi kepada publik. Bahaya selalu mengancam bagi mereka yang ceroboh dalam posting karena tidak ada larangan di media sosial untuk memposting foto-foto anak.  Jadi kita sendirilah yang harus sadar dan  mengetahui adanya bahaya yang tidak kita sadari.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun