Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kenapa Gemuk Setelah Puasa?

4 Juni 2015   15:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:21 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terasa sebentar lagi bulan Puasa akan tiba.  Para umat muslim di seluruh dunia, khususnya di Indonesia,  tentunya perlu mempersiapkan  diri untuk menyambut bulan puasa yang suci ini.

Penyambutan bukan hanya secara rohani saja, tetapi juga secara fisik, juga pengetahuan. Mempersiapkan tubuh secara fisik dengan sehat tentunya sangat berguna agar puasa itu dapat sepenuhnya dijalankan.  Agar fisik sehat, tentunya perlu pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang KENAPA GEMUK SETELAH PUASA.

Terik matahari yang menyengat pada bulan Mei 2015, bahkan dikatakan suhu telah menunjukkan sebatas 35 derajat celcius,  menambah perjuangan berat untuk berpuasa.  Perjuangan berat untuk  melawan malas, keinginan untuk makan atau minum yang enak pada saat buka puasa.   Disinilah keinginan untuk buka puasa dengan makan atau minum enak serta gaya hidup yang salah menyebabkan gemuk setelah puasa.

Untuk melihat gaya hidup terutama minuman, saya melakukan Mini survei. Mini survei ini  saya lakukan dengan teman-teman (20 responden) yang akan melakukan puasa di bulan suci mendatang.

Pertanyaan yang saya ajukan adalah sebagai berikut:

  • Setelah sahur apa yang anda lakukan: 1. Beraktivitas  2. Tidur    3. Berdoa
  • Minuman/makanan  untuk sahur:  1. Manis   2. Hangat 3. Makanan berat
  • Minuman/makanan untuk buka puasa: 1. Manis  2. Hangat  3. Makanan berat
  • Berapa kali makan setelah Magrib   1. Satu kali   2. Dua kali   3. Tiga kali
  • Apahah berolahraga selama puasa:   1. Ya     2. Tidak

 Responden mini survei ini menyatakan sebagian besar setelah sahur mereka berdoa dan terus tidur lagi, minuman untuk sahur adalah manis , makanan dan minuman buka puasa minuman atau makanan yang mengandung manis,  makan setelah magrib adalah dua kali, makanan kecil dan setelah Tawarih makan besar.   Selama berpuasa, tidak berolahraga.

GAYA HIDUP YANG BERUBAH:

Fakta diatas memberikan gambaran bahwa gaya hidup pola makan atau minum selama berpuasa akan berubah sesuai dengan kebiasaan sebagian orang menerapkannya.   Saya teringat saat saya masih bekerja.  Ketika puasa tiba, hampir tiap hari saya harus mengikuti pola kebiasaan kantor untuk buka bersama dengan klien atau dengan teman-teman yang akan buka puasa. Buka puasa di restoran yang sudah jauh hari dipesan dengan menu istimewa, ditambah dengan snack atau makanan penutup.   Tidak ada yang salah makan di restoran, tetapi menu makanan yang dipesan, seperti nasi dua porsi mengandung karbohirat, rendang jadi menu andalan dimana lemak dan kolesterol tinggi ada di rendang,  udang goreng dan sayuran bersantan dimana sumber lemak dan kolesterol tinggi.

Sebelum makan, disediakan menu pembuka seperti es kolak, bubur manis.  Sebagian besar dari menu pembuka puasa mengandung rasa manis. Manis inilah yang membuat kadar tinggi dari gula darah. 

Usulan atau rekomendasi alih-alih minum dan makan es kolak, bubur dan es teh manis, lebih sehat dan tidak mengandung zat yang membuat metabolisme tubuh makin berat.  Minumlah dengan air pola minum air putih 2+4+2—yaitu 2 gelas air putih sesudah berbuka, 4 gelas air saat makan malam hingga menjelang tidur, dan 2 gelas air putih pada saat sahur. Dalam upaya menyebarkan pesan kebaikan pola minum air yang benar selama berpuasa ini,

METABOLISME:

Asupan yang masuk ke dalam tubuh selama berbuka (sahur dan magrib), membuat metabolisme itu bekerja ke zona pembakaran lemak dan mengurangi kembung saat detoksifikasi (puasa).

Sayangnya, apa yang dibakar itu itu  tidak meningkat karena tidak adanya pembakaran karena  kita tidak bekerja optimal, banyak tidur, tidak berolahraga, tidak menyeimbangan hari makan dengan makanan yang sehat  (banyak minum manis menimbulkan kadar darah yang tinggi). 

Langkah untuk meningkatkan metabolisme:
1. Pastikan untuk minum banyak air setiap hari sesuai dengan anjuran air putih 2+4+2—yaitu 2 gelas air putih sesudah berbuka, 4 gelas air saat makan malam hingga menjelang tidur, dan 2 gelas air putih pada saat sahur
2. Biarkan tubuh Anda merasa lapar. Ini pertanda bahwa tubuh Anda membakar lemak!
3. Makanlah setidaknya  yang mengandung protein:  gandung, ikan putih; mengandugn sayur-sayuran: selada, brokoli, bayam, kubis, jamur, labu, bawang;   buah-buah:  apel, mentimun,
4. Kurangi suplemen lain kecuali apa yang disarankan.
5. Bagi penderita dieabetis, jantung, makan makanan dari daftar yang disetujui saja.

 6. Lakukan olahraga ringan,tidak berlebihan.
 

MAKAN CEPAT PENYEBAB  GEMUK

Menurut ilmuwan,  orang merasa kenyang setelah terpuaskan dengan makanan yang dikonsumsinya. Indikator untuk seseorang merasa kenyang adalah tubuh yang bergantung pada hormon dan peregangan respetor dengan tanda “berhentilah makan”.

Makan terlalu cepat merupakan indikator yang penting dalam mengonsumi terlalu banyak energi, kenaikan berat badan, penyakit menular, diabet tipe 2, penyakit jantung.

Dr. Meena Sah, Prof Depart Kinesiology dari Texas Christian University menyampaikan saat kita makan dan minum lebih lambat, maka rasa lapar itu akan berlangsung lebih lama .

Sebagian besar hormon yang disebabkan makan terlalu cepat  disebut LEPTIN. LEPTIN diproduksi dalam sel-sel lemak dan dikirim ke otak untuk emgnatur pembakaran lemak, kealparan, keinginan rasa kenyang.

Penelitian lain menunjukkan bahwa LEPTIN berinteraksi dengan neurotransmitter yang disebut DOPAMINE. DOPAMINE dihubungan rasa yang puas seletlah kenyang.

Teori in mengatakan makan terlalu cepat orang tidak memberikan kesempatan kepada hormon untuk bekerja.  Diperlukan waktu 20 menit bagi otak dan perut untuk merasa kenyang.  Tempat sinyal dan kenyang, orang akan makan berlebihan.

 

Sumber referensi:

A Metabolic Fast for Fat Loss, Dr. Oz

Fasting: Types, Benefit and Risks

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun