Meskipun terkesan tradisional, anjungan-anjungan daerah ini tetap menjadi daya tarik utama pengunjung Taman Mini Indonesia Indah.Wisata ke taman Mini Indonesia Indah bukan hanya untuk sekedar wisata tanpa makna.Tetapi dengan mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah , diharapkan pengunjung baik itu pengunjung lokal maupun wisatawan asing dapat mengenal lebih dekat tentang konsep miniatur suku-budaya dalam satu taman. Sangat istimewa dan lengkap menemukan suku-budaya dalam satu taman yang tidak ditemukan di tempat lain misalnya di museum yang hanya menyajikan sebagian kecil dari sisa peninggalan suatu budaya. Di Taman Mini Indonesia Indah, kita dapat menambah wawasan pengetahuan, rasa kebangsaan yang makin menyatu.
Bayangkan jika 33 anjungan dikunjungi dan tiap anjungan memperkenalkan ragam rumah adat, kerajinan, bahasa dan adat istiadat (tarian, pakaian, musik dan lain-lainnya). Pasang surut sosial, politik, dan geografi Indonesia menjadi bagian dari perjalanan Taman Mini Inodnesia Indah. Ketika Timor Leste lepas dari NKRI, lalu menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002. Maka hilanglah salah satu anjungan.Tetapikita percaya bahwa TMII adalah taman keragaman suku-budaya Indonesia dalam skala kecil.
PengenalanKeberagaman budaya Indonesia itu menjadi titik tolak dari alat perekat bangsa untuk menyatukan keberagaman dalam satu kesatuan bangsa yaitu bangsa Indonesia.Indahnya keberagaman budaya itu menjadikan Taman Mini Indonesia memiliki moto “Perekat dan Pemersatu Bangsa” dalam Ulangtahun yangKe-40.
Dirgahayu Taman Mini Indonesia Indah,semakin berjaya dalam membawa misi dan moto “Perekat dan Pemersatu Bangsa”.
Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog Competition" Empatpuluh Tahun Taman Mini Indonesia Indah" 20 April 1925 - 20 April 2015