Buku : Revolusi Dari Desa (Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat)
Penulis : Dr.Yansen TP., M.Si
Editor : Dodi Mawardi
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
ISBN : 978-602-02-5099-1
Judul:RevolusiDari Desa
Bidang:Tehnik Revolusi Desa
Tema:Paradigma baru dalam Revolusi Desa
Isi Pokok:Misi, Visidari pemimpin,pelaksanaannya dari rakyat, kepada rakyat untuk rakyat
Bahasan Isi Buku:
Tujuan dari penulisan buku ini adalah untukmenyadarkan kembali konsep yang benar, tepat dari pembangunan sebuah desa.
Pembacanya :Dapat memahami,mengertiapa yang menjadi tujuan dari buku ini karena dirangkum sangat jelas, dan spesifik
Tema buku ini sangat menarik bagi pembaca karenadasar dari revolusi desa itu sebenarnya perubahan dasar dari mental perilaku birokrat, masyarakat tentang paradigma pembangunan desa
Isi buku ini dapat dipahami oleh pembacanya yang sekalipun buta mengenai pembangunan desa karena isinya berbobot mulai dari konsep pembangunan yang salah, pengalaman nyata yang dialami oleh Penulis, Konsep baru yang diperkenalkan oleh Penulis yaitu GERDERMA, tehnik merancang pembangunan, Visi dan misi secara umum,10 Misi Kabupaten Malinau,Empat Pilar Pembangunan Kabupaten Malinau
Keunggulan dari Isi Buku ini:
Dipaparkan secara komprehensif bahwa pembangunan suatu daerah itu perlu dicermati oleh pemimpinnya, dianalisa .Barulah pemimpin menentukan visi, misi serta pilar yang akan dibangun berdasarkan dari analisa itu.Karakter yang jelas sangat diperjelas dalam uraiannya tentang pembangunan tak lepas dari peran pemerintah sebagai fasilitator dan dinamisator yang tepat sasaran atau dikenal dengan nama bottom up approach.Serta peran rakyat yang memberdayakan rakyat untuk mencapai kesejahteraannya.
Kelemahan:
Meskipun beberapasaran untuk mengedepankan visi dan misi bentuk pembangunan, tetapi contoh konkret dari pembangunan Kabupaten Malinauyang berhasil maupun tidak berhasil tidak dijelaskan.
Juga tidak ada rolemodel yang tepat untuk desa yang mempunyai kesulitan infrastruktur,
Bahasan Penyajian:
Penyajian sangat sistimatis dan logis, mudah dicerna bagi pembaca awam pun.Keterkaitan antarasatu bab dengan bab yang lainnya.Dimulai dari Bab I: Menggugat Konsep Pembangunan;Bab II: Tehnik Merancang Pembangunan;Bab III:Gardema: Sebuah Revolusi Desa;Bab IV: Kepempinan Dalam Gardema;Bab V:Profil Desa dan Hubungan antar Lembaga ;Bab VI:Mekanisme Keberhasilan Gardema;Bab VII:Rekam Jejak sebelum dan sesudah Gardema
Tehnik yang digunakan dalam pembahasan itu sangat menekankan pada objektivitas dan fakta serta teoritis, ada keseimbangan didalamnya.Fakta yang dirinci cukup meyakinkan, hanya ilustrasinya agak kurang sehinggaada yang belum dapat dipahami sepenuhnya.
Gaya tulisannya sesuai dengan latar belakang penulis sebagai Birokrat atau Bupati Malinau membuat tulisannya lebih menarik karena ada berbagai contoh dari hasil pengalaman kerjanya. Praktisi yang menuliskan apa yang dialami disertai oleh kajian dari teoritis yang dipelajarinya.
BahasanBahasa:
Saya menemukan kalimat yang panjangdigunakan dalam Pendahuluan hal 1:“Selaras dengan pemahaman tersebut, dalam konteks penye-lenggaraan pemerintahan, pembangunan menggambarkan adanya perilaku atau tindakan pemerintah dengan segenap unit dan bagiannya, menjalankan tugas pemerintahan, tugas pembangunan, dan tugas pelayanan kepada masyarakat secara berdaya guna dan dapat membawa hasil”.
Juga pada halaman 14: “Perubahan pada sistem nilai,mindset dan culture set, serta harus menjadi tegas teraplikasi secara nyata dalam semua perilaku, baik perilaku birokratis, pejabat fungsional maupun perilaku personal; yaitu perilaku masyarakat, perilaku para birokrat (PNS) maupun pelaku ekonomi atau para wiraswasta, serta seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan di daerah”.
Kaidah bahasa untuk kalimat yang panjang akan membuat pembaca tidak dapat menemukan inti dari kalimat. Lebih baik dipersingkat atau dibuat dua atau tiga kalimat .Contohnya : “Dalam konteks penyeleggaran pemerintahan, pembangunan sebaiknyaberdaya guna dalam menjalankan tugasnya.Hal ini akan dapat berdampak menghasilkan sebagaimana diinginkan”.
“Perubahan pada sistem nilai, mindset dan culture set harus menjadi tegas diaplikasikan secara nyata.Perilaku ini dapat diimplementasikan bagi birokrat, pejabat fungsional, personal, masyarakat, b maupun pelaku ekonomi dan wiraswasta , serta seluruh pemangku kepentingan di daerah”.
Gagasan pokok tentang "konsep yang kurang tepat "(halaman 5) . Terdapat 12 paragraf pendukungnya, menjelaskan secara terperinci“konsep yang kurang tepat itu”.Namun, penjelasan itu sedikit kabur karena ada diselipkan gagasan pendukung yang tidak relevan dengan gagasan pokok .ContohnyaKoes Plus, grup band yang populer pada tahun 1970-an, pernah menggambarkan betapa luar biasanya kekayaan Indonesia melalui lirik lagunya. “Tongkat kayu dan Tanaman”.
Halaman 10:“Harapan di atas belum sepenuhnya dapat diwujudkan, sehingga muncullah paradigma baru pembangunan yang berpusat pada sumber daya manusia”.Terdapat salah ketik, muncullah, seharusnya munculah.
Ejaan dan kelengkapan tanda baca sebaiknya digunakan dalam kalimat panjang di halaman 10:“Peran pemerintah lebih banyak sebagai fasilitator dan dinamisator yang menyalurkan partisipasi tersebut, agar arah pembangunan tetap berada pada koridor yang tepat sasaran. Pendekatan ini dikenal pula se-bagai pendekatan pembangunan dari bawah (bottom-up approach).”
Halaman 13:“Kunci jawaban atas pertanyaan tersebut adalah perlunya pelibatan masyarakat dalam pembangunan.”Terdapat salah kata kerja “pelibatan” yang seharusnya melibatkan.
Tema buku di atas bagi saya sebagai pembaca, telah tercapai karena banyak pengetahuan yang dapat digali tentang apa konsep GARDEMA .
Namun, bagi penulis apakah tujuan untuk memperkenalkan buku inisebagai “Revolusi Desa” sudah tepat sasaran sesuai dengan tujuan dan tema dari buku ini.Pertanyaan besarnya karena buku ini sangat spesifik membedah tentangDesa, sebaiknya segmen pembaca yang terlibat langsung dari Revolusi Desa ini seperti birokrat, pemangku kebijakan, masyarakat desa membaca serta memahami dan menerapkannya.
Buku“Revolusi Dari Desa” sangat direkomendasikan bagi mereka yang berkecimpung dalam tata kelola pemerintahan,birokrat pusat/daerah/desa, masyarakat desa, baik sebagai praktisi maupun sebagai pemegang kebijakan.Terciptanya paradigma baru dalam menyejahterahkan rakyat desa, "Dari Rakyat, Kepada Rakyat, Untuk Rakyat".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H