Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paket Internet Gratis dari Indosat: “Penolong Bagi Ibu Lanjut Usia Gaptek”

2 Desember 2014   21:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:13 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14175050191963396488

Tinggal di kota Jakarta, seringkali fenomena yang ditemukan adalah tak saling mengenal tetangga.

Barangkali apa yang kita lihat memang sudah jamak.Setiap orang begitu sibuknya, sampai tak mengetahui siapa tetangga sebelah dan sampingnya.

Namun, untunglah di tempat tinggal saya, ada suatu kumpulan ibu-ibuyang sering mengadakan arisan.Arisan ini diadakan sebulan sekali .Selain untuk menggalang silahturahmi di antara teman-teman, tetangga satu sama lain, juga saling membantu apabila ada di antara mereka mendapatkan kesulitan.

Ternyata ada bebeberapa ibu sepuh, salah seorang diantaranya, ibu Wati (nama samaran). Umurnya sekitar 80 tahun.Memang dilihat phisiknya sangat trendi.Dalam usianya yang tak muda lagi, beliau masih mengurussekolah play group.Kehidupannya kelihatannya bahagia.

Tapi ternyata beliau hidup sendirian, kesepian karena empat orang anaknya tidak tinggal bersamanya.Bahkan anak-anaknya tinggal di luar negeri.Kesibukan anak-anaknya itu menyebabkan Bu Wati sering mengeluh, ingin sekali mendapat kabar atau menerima surat dari anaknya.

Lebih trenyuh lagi, beliau mengatakan anaknya ingin dia belajar komputer .“Waduh, apa itu namanya komputer? tanya bu Wati.“Saya hanya lihat apa yang namanya komputer, tapi tak bisa menjalankannya.”

Kegaptekan Ibu Wati membuat hati saya sebagai seorang ibu dan seorang anak mengerti sulitnya bu Wati untuk berkomunikasi dengan anaknya.Saat itu masih ada suaminya yang sering mengirimkan email kepada anaknya.Namun, saat sebulan setelah meninggalnya suaminya, ibu Wati yang ingin mencurahkan hati kepada anaknya itu sangat kehilangan akal .

Ketika saya mendengar masalahnya. Lalu, saya menawarkan kepadanya, apakah ibu mau menulis surat lewat komputer.Dia sangat gembira dan senang sekali mendapat tawaran itu.

Segera dia menuliskan surat yang panjang sekali kepada anaknya dalam sebuah surat dari kertas putih. Tulisannya yang sangat rapi itu terlihat seperti tulisan orang yang berpendidikan pada zaman kuno.Tulisan miring dan di tata memanjang dan tak ada yang tegak.

Selesai menulis surat itu, diserahkannya kepada saya.Lalu saya bertanya,“Apa email address dari anak?”“Apa itu email address?” tanyanya.“Itu loh bu, jika rumah khan ada alamatnya, nach kalo nulis email itu juga punya alamat.”

Akhirnya setelah menelpon anaknya, dia mendapatkanemail address.Diserahkan kepada saya.Saya pun dapat menulisnya pada siang harinya.Selesai menulis, saya pun mengirimkannya. Saat itu di Jakarta sekitar pukul 13.00

Perbedaan waktutempat anaknya tinggal sekitar 6 jam, sekitar jam 7 pagi.Ternyata anaknya menyempatkan diri mengecek email yang masuk. Begitu melihat ada email dari ibunya, segera dijawablah email itu kepada alamat email saya.

Begitu mendapat jawaban itu, saya segera menelpon ibu Wati bahwa ada jawaban dari anaknya.Dengan tergopoh-gopoh, ibu Wati segera masukke rumah saya. Lalu saya sodorkan selembar kertas berisijawaban dari anaknya.

Matanya berbinar-binar, hatinya sangat gembira dan senyumnya sangat penuh arti.Saya ikut terharu dan senang melihat kebahagiaan Ibu Wati. Dia begitu bahagia dan bahkan mengatakan kepada saya beribu-ribu terima kasih atas bantuan saya.

“Wah jangan berkata demikian bu,ini teknologi yang disebut paket internet gratis dari INDOSAT yang membuat ibu dapat berkomunikasi cepat dengan anak ibu.”

Bantuan dan pertolongan itu tak berhenti sekali.Setiap kali Ibu Wati ingin berkomunikasi dengan anaknya, saya jadi penyalur dan penghubung.

Limpahan berkat yang tak pernah habis, jika kita bisa menolong dengan bantuan apa pun, terutama teknologi dari Indosat ini membuat orang berbahagia tanpa batas.

MISI KE DEPANNYA

[caption id="attachment_379978" align="aligncenter" width="300" caption="www.wacanahidupsehat.blogspot"][/caption]

Internet adalah bagian hidup setiap orang, baik muda, anak-anak kecil, pemuda-pemudi, maupun orangtua.Semuanya menikmati internet untuk mengakses informasi, berkomunikasi di jejaring sosial.Ngga heran, orangtua yang gaptek, terpaksa harus belajar lagi. Tapi apakah mungkin belajar di tempat kursus yang pelajarannya telah diprogram dengan kecepatan di luar batas kemampuan orangtua.

Mimpi saya  adalah mengajarkankemampuan dasar komputer, internet kepada orangtua , baik itu di tempat sosial seperti gereja, mesjid, maupun di lingkungan rumah sendiri.Paling tidak orangtua mengerti dan memahami apa yang terjadi di dunia luar.Berkomunikasi melalui jejaring sosial jika memang mereka mampu.Enaknya komunikasi itu mereka dapat langsung mendapat kabar dari teman dekat, putra-putrinya.

Ach, impian untuk mengajar tentunya dapat diwujudkan jika ada paket internet gratis yang disiapkan oleh Indosat.Semogaimpian ini menjadi nyata . Menyebar dan memberi kebahagiaan kepada orangtua yang telah lebih dulu membahagikan kita. Kapan lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun