Pengorbanan yang indah adalah pengorbanan untuk Alloh dan Rasulnya serta untuk sesama. Tidak lah dikatakan cinta seseorang kepada sesuatu sebelum ia melaksanakan segala apa-apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan-Nya. Iedul Qurban adalah salah satu contoh peristiwa yang banyak mengandung ibroh. Ya, bagaimana tidak! Sejarah iedul qur’ban adalah peristiswa yang terjadi pada masa Nabi Ibrahim a.s. sebagaimana dikisahkan adalah Nabi Ibrahim seorang Nabi yang sangat mendambakan seorang putra yang kelak akan menggantikan kenabiannya.
Ibrahim berdoa kepada Allah SWT hingga puluhan tahun lamanya tak kunjung diberikan keturunan. Kesabaran Nabi Ibrahim yang sangat tinggi membuahkan hasil karna doanya dikabulkan oleh Allah SWT dengan dikarunia seorang putra bernama Ismail. Ismail pun tumbuh sebagai remaja yang cerdas, dalam kehidupannya Nabi Ibrahim sangat mencintai, ia begitu menyayangi Ismail kecil.
Dalam kebahagiaan rumah tangga Ibrahim, Allah menguji ketaatan Nabi Ibrahim kepada Tuhan-Nya, Allah menguji Nabi Ibrahim apakah ia lebih cinta kepada putranya Ismail atau kepada Tuhan-Nya. Karna kecintaan kepada Allah dan Rasulnya adalah nomer satu, adapun kecintaan kepada anak, orangtua, dan makhluk lainnya dibawah kecintaan kepada Allah SWT.
Perintahpun datang untuk Nabi Ibrahim dalam mimpinya untuk menyembelih putra tercintanya Ismail, setiap malam dalam tidurnya Nabi Ibrahim diberikan mimpi yang sama sampai akhirnya ia benar-banar yakin bahwa mimpi tersebut datang dari Tuhan-Nya. Mimpi itu pun disampaikan kepada putranya Nabi Ismail :
“Hai anakku! Aku telah bermimpi, di dalam tidur seolah-olah aku menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu?”
Perintah itupun disampaikan kepada putranya, dan luar biasa jawaban dari putranya, jawaban dengan penuh keyakinan dan keimanan, tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang Nabi Ismail pun menjawab perkataan ayahnya:
“Wahai ayahku! Laksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan mendapatiku insya Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah.”
Dalam ujian tersebut Nabi Ibrahim lolos sebagai manusia yang teruji kenabiannya. Dan Allah pun menggantikan putranya menjadi seekor domba yang gemuk dan sehat, sementara Nabi Ismail didapatinya dengan selamat.
Begitu lah makna cinta kepada Allah sebagai Tuhan pencipta yang maha Agung dan perkasa bagi semua makhluk. Jika seorang hamba yang benar-benar cinta kepada Tuhan-Nya hendaklah ia mau berkorban dengan berbagi kepada sesama manusia yang fakir dan miskin didalam kehidupan ini.
Makna berkurban ini pun telah dicontohkan oleh PITH Gema Nurani yang meliputi sekolah tingkat SDIT, SMPIT dan SMAIT Gema Nurani. Sebagaimana agenda rutin, di tahun ini pun cukup banyak dari kalangan guru dan orangtua murid yang berkurban, sebanyak 9 ekor sapi dan 5 ekor kambing yang terkumpul oleh panitia iedul kurban, 6 sapi disembelih di sekolah dan 3 sapi di hibahkan ke daerah lain diantaranya sapi dikirim untuk warga Mega Mendung, Garut, dan untuk warga kedung pengawas, Babelan Bekasi.Terselenggaranya kegiatan ini adalah semata-mata karna kecintaan para hamba-hamba Allah kepada sang pencipta diri yang telah banyak memberikan nikmat dan karunia yang begitu besar. Maka sudah sepatutnyalah kita bersyukur kepada Allah SWT!