Mohon tunggu...
yahya hartono
yahya hartono Mohon Tunggu... -

saya lulusan dari SMA Negeri 1 Bangil Pasuruan Jawa Timur. Sekarang menempuh studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Nusa Cendana Kupang NTT, anak pertama dari 3 bersaudara. saya hobi berorganisasi. kegiatan saya saat ini selain kuliah juga bekerja di rumah makan sederhana. dan kegiatan organisasi saya adalah Pramuka dan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi

15 Januari 2011   01:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang, seperti:

Øsuami istri,

Ødua sejawat,

Ødua sahabat dekat,

Øguru murid

ØKonselor dan Konseli

Ciri-ciri komunikasi diadik:

·pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat;

·pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal.

·Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons nonverbal, seperti:

osentuhan,

otatapan mata yang ekspresif

ojarak fisik yang sangat dekat.

Meskipun setiap orang dalam komunikasi antarpribadi bebas mengubah topik pembicaraan, kenyataannya komunikasi antarpribadi bisa saja didominasi oleh suatu pihak. Jelas sekali bahwa komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujukorang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indra tadi untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepadanya. Komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi.

Komunikasi verbal dan non-verbal

a)Komunikasi Verbal


Dalam hal ini komunikasi verbal berarti bahasa atau sebagai perangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut. Yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata itu. Misalnya, kata rumah, kursi, mobil atau mahasiswa. Dibawah ini adalah bagaimana penjelasan tentang fungsi bahasa
yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek dan peristiwa. Setiap orang punya nama untuk identifikasi sosial. Orang juga dapat menamai apa saja,objek-objek berlainan, termasuk perasaan tertentu yang mereka alami. Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa, dan pada awalnya dilakukan manusia sesuka mereka. Bahasa memiliki tiga fungsi:

1.Penamaan atau Pelabelan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

2.interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

3.transmisi informasi dapat disampaikan kepada orang lain, karena tanpa bahasa kita tidak mungkin bertukar informasi, kita tidak mungkin menghadirkan semua objek dan tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi kita.

Komunikasi Verbalmencakup aspek-aspek berupa :

a)Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

b)Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c)Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d)Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e)Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

f)Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

b. Komunikasi Non-Verbal

Adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Komunikasi Non-verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak sengaja sebagai dari bagian peristiwa komunikasi secara keseluruhan, kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
Sebagimana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Dalam suatu budaya boleh terjadi variasi bahasa nonverbal:

vBahasa tubuh

vJenis kelamin

vAgama

vUsia

vPekerjaan

vPendidikan

vKelas social

vTingkat ekonomi

vLokasi geografis dan sebagainya.

Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulus. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal.

Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

§Emblem (gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal)

§Ilustrator (Pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan)

§Regulator (Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka)

§Penyesuai (Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan)

§Affect Display (Pembesaran manik mata “Pupil Dilation” menunjukkan peningkatan emosi.

Yang termasuk komunikasi nonverbal antara lain :

1)Ekspresi wajah, Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

2)Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

3)Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

4)Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

5)Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

6)Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

Dari penjelasan diatas telah jelas bahwa dalam komunikasi terdapat dua hal yang penting dan harus diperhatikan, yaitu komunikasi verbal yang berupa kata-kata dan komunikasi non-verbal yang berupa gerak tubuh. Kenapa keduanya penting ? karena kita sebagai seorang konselor pada khususnya akan menghadapi orang-orang yang bermasalah. Agar dapat menuntaskan masalah orang tersebut kita harus memahami maksud dari konseli yaitu dari kata-kata verba dan melihat juga dari non-verbalnya atau gerak tubuhnya. Karena tidak semua konseli pandai mengungkapkan kata-kata dalam bentuk verbal. Dan tidak semua konseli mau jujur mengatakan masalahnya. Sehingga apabila kita memperhatikan kedua bentuk komunikasi tersebut maka kita dapat tahu apa maksud asli dari konseli. Sebagai seorang konselor pasti kita akan melakukan wawancara konseling. Dimana dalam wawancara tersebut akan ada pertanyaan dan jawaban.

Dalam hal ini kita harus tahu, bahwa ada dua macam pertanyaan, yaitu:


  1. Pertanyaan Tertutup. Yaitu pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban panjang. Jawaban dari pertanyaan tertutup ini cukup pendek dan jelas. Seorang konselor akan menggunakan pertanyaan tertutup ini saat awal pertemuan atau pembukaan. Pertanyaan tertutup seperti:

    1. Boleh tahu siapa nama ibu/bapak/kakak/adik?
    2. Dimana alamat tempat tinggal ibu/bapak/kakak/adik?
    3. Berapa usia ibu/bapak/kakak/adik?

Pertanyaan tertutup ini hanya dilakukan saat pembukaan saja. Dan saat konseling telah berjalan konselor tidak boleh bertanya dengan pertanyaan tertutup. Karena dalam konseling yang banyak berbicara adalah konseli. Kalau begitu pertanyaan apa yang harus konselor lontarkan pada proses konseling ? jawabannya adalah konselor harus memakai pertanyaan terbuka. Untuk lebih jelasnya simak keterangan berikut.


  1. Pertanyaan Terbuka. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang lebar, seperti:

    1. Apa yang ingin bapak/ibu/adik/kakak ceritakan ?
    2. Apa yang anda rasakan ketika mengetahui hal tersebut ?
    3. Tidak adakah cara lain untuk menyelesaikan hal itu selain bunuh diri ?

Pertanyaan terbuka ini yang harus dipakai dalam proses konseling, sehingga pihak konseli dapat menceritakan dan mengungkapkan perasaannya. Dan dengan pengungkapan yang panjang lebar tadi konselor dapat tahu akar permasalahan yang dialami konseli berada dimana. Sehingga dengan begitu konselor dapat membantu konseli mengerti masalahnya sendiri dan menyadarkannya untuk keluar dari masalah tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun