Mohon tunggu...
Ahmad Muslich
Ahmad Muslich Mohon Tunggu... -

THE TRADITION OF QUALITY (ITQON)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perjalanan Menuju Keabadian

4 Februari 2014   09:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sebagai manusia terlebih umat beragama, tentu meyakini bahwa hidup kita di dunia ini tidaklah abadi, ini hanya sebuah fase hidup (tempat berhenti sementara) lalu kita akan melanjutkan perjalanan kita menuju akhir kehidupan.

Semula kita berada dalam alam arwah (alam berupa ruh), lalu kita pindah kealam kandungan, lalu berpindah lagi kealam dunia. Nah Disinilah tempat ibadah dan ujian keimanan manusia, salah satu diantara tujuan diciptakannnya dunia adalah sebagai tempat ujian, Allah berfirman; Q.S Al-bara'ah

"allazdi khalaqa almauta wa-alhayata liyabliwakum ayyukum ahsnu amala"

Dialah Allah yang telah menciptakan mati dan hidup untuk mengujimu siapa diantaramu yang lebih baik amalnya. Jadi dunia adalah tempat ujian, karena dia ujian maka, susah, senang, bahagia, sengsara, kaya, miskin, konglomerat, orang mlarat, pejabat, rakyat biasa semua hanyalah sebagai ujian keimanan.

Banyak diantara kita yang ketika masih dalam keada'an miskin, belum punya jabatan, hidup susah ibadahnya luar biasa, malam digunakan qiyamun allail, berdo'a dengan sungguh, berjanji dalam hati akan tetap istiqomah dalam beribadah jika Allah nagsih jaya, dan anehnya dia merasa rendah diri dimata manusia, sama persis firman Allah; "Izda Mabtalahu Rabbuhu Faqaddara Alaihi Razquhu Fayaqulu Rabbi Ahanan" ketika Tuhan mengujinya dengan kekurangan materi dunia dia merasa direndahkan oleh Allah.

Eh giliran keinginan terwujud, cita-cita berhasil keinginan menjadi kenyata'an, ternyata tidak menyertakan Allah dalam keberhasialnnya. Dia anggap bahwa keberhasilan yang ia dapat semata dari kepandainnya, hasil kerja kerasnya, hasil otaknya dan seterusnya, dan pada ujungnya enggan mengeluarkan sebagian hartanya untuk dibagi kepada mereka yang butuh, menindas dan membodohi rakyatnya, inilah yang terjadi.

Atau sebaliknya, ketika dalam keada'an jaya, harta melimpah, punya jabatan strategis ibadahnya, kesantunannya, kedermawanannya luar biasa, merasa dirinya dimulyakan Allah, sama persis firman Allah; "Izda mabtalahu Rabbuhu Fa'akramahu Wana'amahu Fayakulu Rabbi Akraman" ketika Allah menguji dan memberi kenikmatan yang banyak, dia berkata sesungguhnya Tuhanku telah memulyakanku. Tidak sekali-kali tidak, kemulya'an bukan terdapat pada materi duniawi tanpa beramal.

Eh begitu giliran usaha bangkrut, di copot dari jabatannya, putus asa dia, padahala Allah peringatkan kepadanya "wala tai'asu min-rauhillah" janganlah berptutus asa dari Rahmat Allah.

Oleh karenanya ingat, Nabi bersabda;" Addunnya Mal'unun Wamal'unatun mafiha illa Zdikrallah" dunia ini di benci, dan apa-apa yang ada di dunia ini dibenci Allah kecuali zdikkir(ibadah) kepada Allah.

Jadi apapun dan siapapun dia, dan apapun yang ia miliki berpotensi mendapat murka Allah manakala itu kita tidak mampu membawanya untuk berdekat-dekat diri kepada Allah SWT.

Jadikan semua pembarian Allah sebagai sarana untuk ibadah, dan ibadah ini hanya berlaku didunia, setelahnya tidak ada lagi ibadah, yang ada hanyalah bahagia dan sengsara yang sesungguhnya.

Makadari itu mumpung kita masih hidup didunia ini, yang berarti masih di beri kesempatan untuk ibadah, beribadah dan beramallah bagaimanapun kondisi kita, Allah akan senantiasa memperhatikan amal kita, bagi mereka yang besyukur dan bersabar dan istiqomah di jalanNya insya Allah akan mendapat kabahagia'an yang hakiki, amin.

OLeh: Ust. Muslich

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun