Dari hari ke hari melihat berita membuatku semakin miris.Diberita hanya ada kekerasan yang dilakukan anak-anak di bawah umur, sodomi, bullying dan pelecehan seksual….
Masih hangat diingatan kita tentang kekerasan yang dilakukan dua orang remaja yang membunuh Ade Sara, kasus pembunuhan yang disebabkan karena penolakan cinta dan rasa cemburu. Lalu yang masih panas juga peristiwa pelecehan seksual yang dilakukan pegawai kebersihan terhadap seorang siswa TKdi lingkungan sekolah bertaraf international. Dan belakangan ini juga mulai lagi bermunculan kasus-kasus yang hampir sama, berkisar tentang kekerasan seksual, Bullying dan pelecehan seksual. Seakan – akan di Indonesia ini adalah Negara yang penuh dengan kasus-kasus seperti itu….hadeh…
Hal ini menggelitikiku untuk sebuah pertanyaan apakah benar di Indonesia adalah Negara yang penuh dengan tindakan – tindakan kekerasan seperti itu ???
Tidak ingin mencoba menyalahkan siapapun disini tetapi aku mencoba sedikit beragumen dan menganalisanya. Orang tua bagi anak adalah orang pertama yang akan menjadi figur teladan. Anak akan menggunakan orang pertama yang dia kenal sebagai role model untuk diimitasi perilaku dalam pengembangan nilai-nilai moralnya. Dengan begitu sifat dan karakter anak saat dewasa nantinya tergantung oleh nilai- nilai yang dia pelajari sejak kecil.
Seiring perkembangan jaman dan tuntutan ekonomi yang semakin tinggi banyak orang tua sekarang yang memilih untuk berkarir dan mencari uang sebanyak-banyaknya demi dapat memberi makan anak. Disini orang tua lupa bahwa anak tidak hanya membutuhkan makanan, materi dan fasilitas namun anak juga membutuhkan orang tua mereka untuk tempat bertanya dan berdiskusi tentang informasi yang anak dapatkan dari lingkungan ataupun sekolah untuk bahan belajarnya tentang moral. Orang tua seringkali berpikir bahwa anak pasti telah mendapatkan pelajaran tentang moral itu dari lingkungan sekolahnya sehingga mereka tidak perlu bersusah-susah mengajarkan anak lagi tentang moral dan etika., hal inilah yang menjadi kesalahan fatal orang tua. Bagaimanapun lingkungan luar dan sekolah adalah tempat publik banyak informasi yang akan anak dapatkan disana. Dari informasi-informasi itu ada informasi yang positif ataupun informasi yang negative disini anak yang masih dalam tahap mengembangkan kepribadiannya dengan cara mengimitasi perilaku orang terdekatnya, akan dengan mudah mengambil dan meniru informasi/ perilakuyang menurutnya merasa nyaman dan menyenangkannya tanpa memikirkan hal itu baik atau salah
Akan menjadi bencana besar apabila anak menganggap televisi ataupun internet adalah guru mereka, program – program acara televisi saat ini tidak lagi mementingkan isi dan kualitas dari tayangan itu. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana cara untuk memperoleh ratting acara yang tinggi dan membuat berita yang bisa menyorot perhatian publik. Banyak sekali informasi – informasi berita kekerasan di Koran, televisi dan internet. Terkadang rindu sekali aku ingin menonton sinetron keluarga cemara atau serial LUPUS, yang menurutku film itu adalah film yang mengajarkan nilai moral secara tersirat. Sinetron saat ini hanyalah berisi konflik yang diada-adakan dan tidak ada makna moral yang baik.
Dampak dari sinetron-sinetron ini telah terlihat saat ini. Dimana adegan adegan yang ada di sinetron ada dalam kehidupan nyata. Contohnya perilaku bullying oleh siswa popular terhadap siswa kutu buku atau kuper, adegan pembunuhan atau perencanaan pembunuhan oleh pemeran antagonis kepada tokoh protagonis, hingga penculikan bayi. Jika melihat berita- berita itu tersadarkah kita bahwa itu semua mirip persis dengan adegan dalam sinetron…..
Kurasa saat inilah waktunya kita lebih kritis dalam menyaring berita dan tayangan televisi. Kembali lagi ini bukan berarti aku menyalahkan pihak media massa ataupun insan perfilman. Tapi ini hanya sebagai sebuah pemikiran kritis untuk memberikan saran yang baik….orang tua dalam keluarga juga memiliki peran yang penting dalam menanamkan moral. Hendaklah menjadi orang tua yang tidak hanya memberi fasilitas mewah namun juga orang tua yang mau meluangkan waktu untuk mengajak anak berdiskusi tentang apa saja informasi yang anak dapatkan di sekolah ataupun dari media..biarkan anak mengungkapkan pendapatnya yang sesuai informasi yang dia dapatkan dan orang tua hanya mengoreksi hal atau informasi yang salah. Dengan diskusi ini anak akan merasa diberi perhatian dan merasa dihargai pendapatnya. Sehingga nantinya dia akan memiliki kepercayaan diri dan konsep moral yang baik sesuai dengan ajaran orang tuanya.
Marilah berusaha merubah kebiasaan dan kembalilah memengang nilai ketimuran yang berpegang penuh ketuhaan yang maha esa.
Perubahan besar itu dimulai dari perubahan yang paling kecil….mulai dari diri sendiri untuk bertekad menjadi orang tua yang selektif memberikan edukasi untuk anak, dan bertekad menjadi orang tua yang berperilaku baik untuk menjadi contoh anak-anaknya…..mari INDONESIA MAJU !!!
by Nimas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H