Lantunan dari qori’ul qur’an membuatku terbangun.
Tiba-tiba…
Cklek, suara pintu terbuka…
“Tsanah khomisah, tsanah sadisah. Hatta ‘asyaroh, wahid, itsnani, tsalasa…
Aku langsung tersadar, aku bangun sepenuhnya. Itu adalah suara ustadz Wahyu, yang bergema di segala penjuru Kholidiyah -nama asramaku-. Membangunkan kami semua hanya dengan hitungan. Beliau adalah ustad yang paling ditakuti di kalangan santri. Aku langsung turun ke bawah sambil berlari. Karena kalau tidak…
“’Asyaroh!”
Huuft… Aku lolos… Alhamdulillah…
Mereka yang terlambat akan mendapatkan hukuman menulis surat Yasin sebanyak 2 kali dalam waktu 1 hari. Kalau terlambat mengumpulkan Yasin akan dibotak. Untung saja aku lolos.
Paginya aku langsung mandi dan sarapan, karena masih ada try out hari ini. Matematika, pelajaran yang sangat susah menurutku. Semalam aku sudah belajar, insya Allah aku dapat mengerjakan semuanya. Pukul setengah tujuh aku berangkat ke kelas dan siap untuk mengerjakan try out.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H