Mohon tunggu...
Hilda widyaningrum
Hilda widyaningrum Mohon Tunggu... -

saya dilahirkan disuatu desa kecil bagian dari kota besar yang berpengaruh di indonesia,batik adalah pakaian kebesaranku. disinilah saya berkaya dan merajut mimpi mimpi kecilku menjadi sesuatu langit yang indah nantinya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kapan Saat yang Tepat Melawan Aturan Kehidupan?

26 Januari 2015   04:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan saat yang tepat melawan aturan kehidupan???

kata orang hidup itu harus penuh dengan aturan jika hidupmu tanpa aturan maka berliburlah saja kau dari kehidupan . lalu aturan yang seperti apa yang harus kita patuhi dalam kehidupan ini? Banyak orang tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Sebagian menjawab aturan yang kau buat dan kau kerjakan sendiri ataupun aturan yang orang lain telah buat dan kita bersama harus mematuhinya...
Mematuhi semua yang ada adalah sikap yang baik dicontoh dan itu telah menjadi kewajiban tiap insan didunia ini begitulah pesan ibu saya kepada saya waktu saya masih kecil.sayapun beranggapan bahwa aturan bak firman tuhan yang harus dipatuhi setiap makhluknya. Lalu adakah perbedaan antara aturan kehidupan dengan firman Tuhan? Ah,itu sama saja firman Tuhan dan aturan itu sama sama harus dilaksanakan dan dipatuhi,begitulah pendapatku waktu kecil. Tapi mungkin banyak diantara orang dewasa beranggapan bahwa Firman Tuhan dengan Aturan kehidupan itu jauh berbeda,firmanTuhan adalah segala aturan yang difirmankan oleh tuhan untuk kita umatnya agar berperilaku dan bertindak sesuai ajaran yang berlaku.lalu bagaimana dengan aturan yang selama ini kita jalani?,aturan ,tata tertib yang selama ini kita jalani dibuat oleh sekelompok orang maupun individu untuk mengatur perilaku dalam berinteraksi didalam suatu masyarakat maupun negara.

Biasanya aturan yang pertama kali kita terima didalam kehidupan pertama kita adalah aturan keluarga.misalnya,kita tidak boleh makan dengan menggunakan tangan kiri,mengucap salam ketika masuk didalam rumah.
Lalu kapan saat yang tepat untuk kita keluar dari segala aturan yang menjerat diri kita untuk mengekspresikan diri sebebas mungkin??

1. Saat aturan itu menjerat batinmu dan kesehatanmu
Sering kali kita dijerat oleh aturan aturan yang berbau negatif didalam hidup kita,misalnya saja aturan yang meminta kita untuk menaatinya dan sebenarnya aturan itu akan membuat diri kita celaka: ketika kita terlambat sekolah kita diminta untuk berlari memutari lapangan sampai kita kelelahan,atau bahkan kita diharuskan berjalan berjongkok.aturan tersebut memang telah banyak dihapuskan dibeberapa sekolahan karena dapat membahayakan siswa tersebut.
2. Saat aturan tersebut membuat diri anak terkekang
Kita memang harus taat terhadap adat maupun aturan yang ada disekitar kita terlebih itu aturan yang disepakati maupun dilaksanakan didalam keluarga. Namun ada dimana aturan yang telah dibuat oleh orangtua kita dapat membuat diri kita terkekang, sebaiknya kita bicarakan lagi tentang hal- hal yang membuat diri kita merasa tersudut,atau bahkan membuat jiwa kita terbebani . karena aturan yang dibuat untuk membatasi diri anak akan membuat anak menjadi pribadi yang tertutup. Tapi jangan juga menyalahkan artikan tentang langgaran aturan tersebut,sebagai anak kita harus mau dan wajib menaati aturan yang membuat diri kita baik kedepanya,dan percayalah semua yang diarahkan kedua orangtua kita akan membuahkan kebaikan.
3. Aturan 5 Detik
Belum 5 detik adalah salah satu hal yang telah melekat pada nenek moyang dari jaman dahulu maupun orang modern sekarang, Ungkapan umum yang sering diucapkan ketika makanan terjatuh ke lantai adalah, belum 5 detik dapat kita singkirkan karena Kuman tidak menunggu waktu, langsung menempel pada makanan. Di tahun 2004, seorang mahasiswa meneliti bahwa makanan yang jatuh di karpet lebih sedikit kuman (namun lebih banyak bulu kucing) dibanding di permukaan keras.
4. Aturan harus tunduk pada pemimpin.
Ketika didalam organisasi maupun dalam lingkup yang lebih luas kita biasa menemui selogan “ kita harus tunduk oleh pemimpin”,kita harus menggaris bawahi dulu selogan tersebut,jika pemimpin tersebut mengarahkan kita keperbuatan yang buruk apakah kita harus tetap mematuhinya?,tentu tidak,maka dari itu selogan tersebut dapat kita langgar manakala kita terdesak ataupun sedang menjujung kejujuran,ketika pimpinan anda korupsi tentu anda tidak boleh melakukan hal tersebutkan. Kita harus manut terhadap pimpinan kita tapi kita juga perlu melihat dulu apakah pimpinan kita patut dicontoh?
5. Jangan Baca di Tempat Temaram
Seringkali orangtua kita menasehati kita untuk tidak baca ditempat temeram atau gelap, itu barangkali sudah menjadi tradisi maupun adat disekitar kita,tapi tradisi ini dapat kita abaikan .
Baca di tempat gelap mungkin membuat sakit kepala dan mata lelah, tapi menurut para ahli, cahaya buruk tak akan menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan. Begitu juga duduk dekat televisi atau layar komputer. Untuk mengurangi mata lelah, duduk pada jarak yang nyaman dan sering tarik napas. Paling sedikit setiap 20 menit.
6. Aturan jangan menanyakan upah gaji saat wawancara pekerjaan.
Saat wawancara pekerjaan adalah waktu yang sangat menegangkan bagi kita. Saking menegangkanya kita tidak boleh berkata salah sedikitpun,namun ada aturan yang sangatg salah yang telah ditaati setiap calon pekerjaan saat wawancara yaitu “jangan menanyakan gaji saat wawancara”,itu adalah aturan yang harus sedikit demi sedikit kita rubah,saat wawancara adalah waktu yang tepat bagi kita untuk menanyakan segala peraturan maupun ssesuatu yang belum kita ketahui didalam tempat kita bekerja,termasuk juga upah gaji,sebagai calon pekerja kita harus tau terlebih dahulu berapa upah yang akan kita terima.karena itu adalah hal yang sangat penting dan mendasar jangan sampai jasa yang kita berikan tidak sesuai dengan upah yang kita dapatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun