Mengamati foto itu rasanya tidak cukup 1 kali dan tidak cukup 20 detik.
Setelah mengamati, aku letak kan diatas meja dan mulai beraktifitas lagi.
Begitu melewati meja itu, aku terhenti , mengambil foto itu ,mengamati dan meletak kan nya lagi.
Aduuh rasa dahaga ku untuk melihat foto itu tidak pernah hilang.
Aku terkenang dia.
Aku begitu cinta dia.
Masa- masa indah bersamanya tidak pernah pudar dari ingatan ku dan masih hafal sekali bagaimana rasa nya .
Ternyata betul ya kata banyak orang, bahwa kita butuh sosok untuk mengekspresikan cinta, ekpresi itu tidak boleh ditahan -tahan. Keluarkan saja.
Benar aku mengalaminya. Rasanya Indah dan lega sekali saat kita bisa sebebas itu.
Menciuminya, memeluk nya tanpa harus memikirkan perasaan nya . Kebetulan aku orang yang sangat suka memeluk. Disaat memeluk kepenatan ku melorot jauh , apalagi saat harum khas dia tercium.
Kadang aku merindukan dia....aku kangeeen sekali dia. Foto nya ku amati lagi.
"Siang Ma...". Aku terperanjat.
"Loh sudah pulang sayang ? tumben cepet?. Kuletakkan foto itu pelan-pelan.
Kupeluk dia yang sudah setinggi diri ku. Dia sudah jadi remaja pria bersuara bariton.
Tidak ku lihat lagi pampers lucu nya, tidak ada lagi bau minyak telon. Baby ku sudah 3 SMA dan tahun depan akan kuliah. Sudah risih kalau dipeluk dan bersentuhan dengan dada ku. Aku tidak bisa sebebas dulu, tidak bisa bebas menciumi dan memeluk nya, apa lagi menggendong nya....
Aku rindu bocah kecil gundul,berpampers serta berkaos dalam seperti di foto itu. :(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H