Mohon tunggu...
Haniffa Iffa
Haniffa Iffa Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Editor

"Mimpi adalah sebuah keyakinan kepada Tuhanmu, jika kau mempunyai keyakinan yang baik kepada Tuhanmu, maka kau akan bertemu dengan mimpimu." #Haniffa Iffa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sharing bersama Mahasiswa tentang Mom Shaming

28 Mei 2021   08:07 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:10 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IG @mikro.bpiuinjkt

.
Minggu (9/5), saya mendapatkan kesempatan untuk sharing bersama teman-teman mahasiswa via live instagram. Pembahasan kami mengenai "mom shaming", topik yang sedang hangat belakangan ini. Secara definisi, mom shaming adalah tindakan menjelekkan, menghina, atau merendahkan yang dilakukan kepada seorang ibu dalam hal pengasuhan atau pendidikan anaknya melalui perkataan yang tidak menyenangkan. Nah, tindakan ini bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang melakukan mom shaming adalah pelaku merasa iri kepada korban karena tidak bisa melakukan pola pengasuhan anak sesuai yang dilakukan korban. Faktor lain, bisa jadi karena pelaku kelelahan dalam mengasuh anak, sehingga emosinya kurang terkontrol lalu keluar kata-kata kurang menyenangkan yang diucapkan kepada korban.

Lalu bagaimana dampak kepada korban secara psikologis? Ketika korban menghayati komentar negatif dari pelaku, rasa percaya diri korban akan terkikis dalam mengasuh dan mendidik anak. Cara mendidik yang sebenarnya tidak ada masalah, dengan adanya mom shaming dari orang lain, bisa mengganggu pola pengasuhan anak. Jika seorang ibu merasa tidak percaya diri dalam mengasuh dan mendidik anaknya, tentu akan berdampak negatif pula kepada sang anak.

Cara mengatasi mom shaming, salah satunya adalah dengan instropeksi diri. Sebenarnya benar apa tidak yang dikatakan oleh orang lain? Jika benar, bisa dianggap sebagai perbaikan diri. Jika tidak, bisa diabaikan. Bagaimanapun, orang lain pasti punya celah untuk memberikan komentar negatif, tugas kita adalah mengontrol diri sebaik mungkin agar hal-hal negatif itu tidak menumpuk di dalam memori kita.

Dukungan pasangan menjadi sangat penting, karena mengasuh dan mendidik anak bukan hanya tanggung jawab seorang ibu, melainkan tanggung jawab orang tua, yakni ayah dan ibu. Setiap orang tua pasti mempunyai cara, motivasi, dan tujuan yang tidak sama dalam mengasuh anak. Dan yang paling penting, menyadari bahwa tidak ada orang tua yang sempurna di dunia ini.

"There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one."
- Sue Atkins

* Thank you for having me @pks.mikrobpiuinjkt salam sukses !

#psychology

Sumber gambar : koleksi pribadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun