Pernah mendengar kisah Layla Majnun? Kisah cinta yang ditulis oleh Nizami Ganjavi, sastrawan asal Azerbaijan, Persia. Dikisahkan, Layla dan Qais adalah pasangan yang saling mencintai, namun Qais tidak diterima di keluarga Layla karena perbedaan kasta. Orang tua Layla menjodohkan Layla dengan orang lain, sementara Qais memilih menyendiri di gurun pasir. Keduanya sama-sama menjaga kesucian dirinya hingga akhir hayatnya.
Beberapa waktu yang lalu, Netflix meluncurkan salah satu film terbarunya yang berjudul "Layla Majnun". Reza Rahardian memerankan Samir Asadzadeh dengan begitu apik. Sementara Layla Mashabi diperankan oleh Acha Septriasa dengan begitu menawan.
Di pertengahan scene, mata kita akan dimanjakan oleh pesona laut kaspia yang begitu indah. Ada juga pemandangan malam yang menakjubkan di salah satu sudut Azerbaijan. Ditambah dengan Laila dan Samir yang membacakan sebuah syair karya Nizami yang berbunyi,
"Kau adalah semua yang salah yang ada pada diriku,"
"Namun, pada saat yang sama kau adalah penyakitku,"
"Apa yang dapat ku katakan?"
"Kau adalah segalanya bagiku,"
"Kebaikanku, keburukanku,"
"Sakitku dan penyembuhku."
Belajar dari kisah Layla Majnun, sejatinya cinta berarti "saling". Saling menjaga, saling menyayangi, saling mempercayai, saling menyemogakan, dan pastinya saling memperjuangkan. Mengadopsi untaian mutiara dari Boy Candra, "Sebab cinta, tak ada yang benar-benar bisa bertahan sendiri, untuk sesuatu yang seharusnya diperjuangkan berdua."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H