"Menikah itu bukan berarti dua orang bertemu dengan sama-sama membawa gelas kosong. Justru keduanya membawa gelas yang sama-sama terisi penuh, dan dimasukkan lagi ke dalam teko yang lebih besar", kata salah satu narasumber.
Mungkin ini yang dinamakan sekufu. Bukankah justru akan menghambat jika salah satu membawa gelas terisi penuh dan satunya lagi membawa gelas kosong? Teko yang harusnya sudah terisi sedikit demi sedikit, justru harus tertunda karena salah satu gelas harus terpenuhi terlebih dahulu.
"Kamu ga harus buru-buru. Ga harus menurunkan standar kamu karena temen-temen kamu udah pada nikah. Menikah itu perjalanan seumur hidup dan mutlak rasanya untuk bertemu dengan orang yang tepat. Justru ketika kamu masih sendiri, kamu masih punya banyak waktu untuk berkarya dan meningkatkan kualitas pribadi kamu. Karena ketika sudah menikah nanti, akan ada lebih banyak sesuatu yang harus kamu urus." tambah narasumber yang lain.
Seperti dawuh Kyai Cholil Nawawie, "kalau akan menikahi seorang perempuan, usahakan sekiranya perempuan itu dan keluarganya merasa beruntung mendapatkanmu." Bukan hanya dari pihak perempuan, menurutku pihak laki-laki juga harus sama-sama beruntung.
Lalu, sudahkah kamu memantaskan diri dan menjadi orang yang beruntung untuk dimiliki?
#psychology #educationalpsychology #wellbeing #love #marriage #situgintung #godisgood
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H