Bagai duduk di bawah pohon rimbun,
Bertahtakan siluet merah jambu,
Diiringi dengan alunan musik klasik,
Dan,
Sesekali, melihat satu per-satu daun maple berjatuhan,
Teduh,
Begitulah kamu,
Satu kata,
Tak terbatas makna,
Jika dulu,
Dengan angkuhnya aku mengaku bisa hidup seorang diri,
Kini,
Aku sampai di titik di mana "aku butuh teman hidup",
Dan ku rasa,
Hanya kamu seorang yang bisa menjadi teman hidupku,
Dinginnya kamu,
Justru membuatku terusik,
Mengapa justru menarik?
Mengapa bisa memikat?
Entahlah,
Di malam mulia ini,
Ku tengadahkan tanganku,
Ku pinta kamu langsung pada Pemilikmu,
Untuk menjadikanmu,
Teman hidupku,
Iya,
Kamu,
Yang ku semogakan dalam do'aku,
Selalu..
Tulungagung, 28 Oktober 2020
Haniffa
Sumber gambar : https://pixabay.com/id/photos/musim-gugur-daun-orange-musim-4819039/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H