Banyaknya pengguna akan membuat informasi tersebar begitu mudahnya, begitu cepatnya. Jika hal tersebut adalah berita palsu, lantas ada berapa orang yang telah dibodohi di negara ini? Sanggupkah si dungu menghitungnya?
Saya tiba-tiba teringat dosen saya yang merupakan psikolog mengatakan bahwa "jika kalian ingin kesehatan mental terjaga, maka tidak usah mengikuti drama-drama politik yang ada". Tampak sederhana, namun ternyata hoax mampu mengakibatkan kesehatan mental kita menjadi terganggu. Si cerdas pasti mempunyai kontrol diri yang kuat sehingga tidak mudah terombang ambing dengan isu yang ada.Â
Berbeda dengan si cerdas, si dungu justru menikmati kebodohan-kebodohan ini dengan terus mengolahnya dan mengolahnya sehingga mengakibatkan kedunguannya semakin menjadi-jadi.Â
Terakhir, kemajuan teknologi selayaknya kita manfaatkan sebagai hal-hal yang positif, bukan malah turut memporak-porandakan mental bangsa menjadi semakin terpuruk. Keputusan untuk menjadi si cerdas dan si dungu ada di tangan Anda, silakan memilih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H