Semestinya,
Aku berdiri diujung jendela
Menanti deraian air mata langit
Tapi,
Tidak untuk kali ini
Karena tiba-tiba malasku sedang merajuk
Memegang erat sendi-sendiku
Andai,
Ku mampu melepaskan rajukannya
Ah,aku tak tega rasanya
Melihat matanya yang sayu
Maaf,
Aku tak mampu membelaimu dari dekat
Hanya mampu melambaikan tangan dari balik selimut
Meski pahit,
Percayalah, hanya kamu yang setia
Untuk saat ini
Menemaniku dikala redup
Sayang,
Titipkan salamku pada langit
Yang sudah menurunkan air mata
Hanya untukku,
Perempuan hujan berselendang
...Batam, 9 sept 2012....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H