[caption id="attachment_93364" align="aligncenter" width="300" caption="google.com"][/caption]
Bayu (bukan nama asli), kelas VII SMP. Sudah dua kali ini ia ketahuan dengan spontan dan sengaja memukul (menonjok) teman sekelasnya, yang pertama sewaktu ia kesenggol Rio (teman bangku depannya) yang hendak mengambil penghapus dan spontan langsung memukul Rio tepat di kepala samping daerah kuping dan pipi hingga menyebabkan Rio sakit dan bengkak di daerah tersebut. Yang kedua, dikelas yang sama sewaktu Dian dan Ari bercanda kelewatan hingga Ari menangis, dan entah tiba-tiba Bayu memukul Dian tepat di kepala samping sama dengan kejadian pertama kali yaitu saat ia memukul Rio tapi tidak sampai bengkak hanya merah. Saat Bayu saya tanya mengapa ia sering spontan memukul orang lain..?? dengan wajah menantang ia menjawab, “ya nggak papa bu…”, “mangkel aja sama anaknya..”, “anaknya sih nyenggol saya…sengaja itu bu, nggak mungkin nggak sengaja…”.
********************************************
Itulah secuil kasus dari sekian kasus yang ada di lingkungan sekolah maupun lingkungan diluar sekolah. Pada dasarnya menahan emosi adalah hal yang sulit dilakukan orang, apalagi jika dari kecil ia sudah terbiasa dengan meluapkan emosinya dengan marah-marah atau memukul. Perilaku ini bisa masuk dalam kategori perilaku agresif, menurut Baron perilaku Agresif adalah tingkah laku yang ditunjukkan untuk melukai dan mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangya tingakah laku tersebut. Contoh dari bentuk perilaku agresif diantaranya yaitu memukul,menggigit, menendang, mendorong, mencubit, dan melempar barang yang pada akhirnya bisa menyebabkan orang lain terluka. Perilaku agresif tidak hanya melukai seseorang secara fisik saja melainkan secara psikis tentunya, misalnya saja dengan menghina ataupun menayalahkan korban padahal dsudah jelas pelaku bersalah.
Adapun penyebab perilaku agresif diantaranya yaitu :
1..Faktor biologis
Pada dasarnya emosi dan perilaku dapat dimunculkan dari pengaruh genetic, nurologi, ataupun biokimia. Dengan kata lain, ibu yang mempunyai ketergantungan alkohol saat mengandung akan berdampak pada lahirnya anak berkebutuhan khusus dengan berbagai gangguan dan salah satunya yaitu gangguan emosi.
2..Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga, misalnya pola asuh orang tua, sikap orang tua yang buruk, kurangnya perhatian, kemiskinan dll.
Lingkungan sekolah, misalnya pengaruh teman bermain, perilaku guru yang buruk dll.
Lingkungan diluar sekolah dan rumah, misalnya pengaruh teman sebaya atau teman bermain
3..Modelling (meniru)
Bisa jadi anak menjadi agresif disebabkan meniru teman sebayanya, orang yang lebih dewasa, orang tua, guru, bahkan tayangan-tayangan televise misalnya berita, sinetron maupun film.
Lalu, apa yang seharusnya orang tua atau para pendidik lakukan jika melihat anak-anak disekeliling kita yang berperilaku agresif..??
1..Menanyakan dengan baik-baik mengapa ia berperilaku seperti itu.
2..Memberikan pengertian tentang perilaku agresif dan juga konsekuensinya.
3..Jangan memarahi anak atapun memukul balik, perlakukan dengan lembut agar anak merasa nyaman.
4..Mengajarkan anak untuk mengalihkan perilaku tersebut dengan perkataan yang baik, misalnya “jangan memukul..”, “hentikan..” dll.
5..Berilah perhatian kepada anak
Dari uraian singkat diatas cukup untuk menambah wawasan tentang perilaku agresif yang marak terjadi di sekeliling kita. Semoga informasi ini bermanfaat, sekian wassalam…..
***************************
Malang, 8 Maret 2011
…Hasil ngantuk di ruang BK, mumpung sepi pengunjung. Jadi nulis deh hehehe
…Is learning everything, just enjoy the show
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H