Mohon tunggu...
muhammad ghofur
muhammad ghofur Mohon Tunggu... -

saat ini saya mahasiswa s1 jurusan PMI di sekolah tinggi agama islam mathali'ul falah tepatnya di desa purworejo - waturoyo - pati sekolah ini di bangun atas insiatif para alumni di samping kuliah saya saat ini sebagai guru pramuka di 2 sekolahan yaitu mts nurul huda ngablak dan sd sekarjalak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajen, Desa Kecil dengan Seribu Keajaiban

13 November 2014   06:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:55 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kajen, salah satu desa yang terletak di kecamatan margoyoso kabupaten pati jawa tengah. Di desa ini terdapat sebuah makam seorang wali yang bernama K.H.Ahmad Mutamakkin yang haulnya di peringati setiap tanggal 1 pada bulan syuro sampai tanggal 10 syuro (Muharram). Syeh Ahmad Mutamakin adalah seorang yang disegani serta berpandangan jauh, salah satu tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran Agama Islam di Utara Pulau Jawa terkhusus wilayah Pati. Beliau juga seorang yang arif dan bijaksana. ia pernah mencari ilmu sampai ke negeri – negeri Arab selama bertahun-tahun. belajar ilmu-ilmu dibidang Syariat, selanjutnya belajar Thoriqohmenurut dorongan hatinya, sebagai landasan hidupnya. Dalam perjalanannya mencari ilmu itu, beliau mendapat seorang guru besar bernama Syaikh Zain Al- Yamani. Setelah beberapa lama berguru, beliau mendapat pengesahan resmi dari guru besar tersebut, ia mohon pamit pulang ke Jawa pulang untuk segera mengamalkan ilmu-ilmu yang diperolehnya.Beliau melanjutkan perjalanan sampai ke Desa Cebolek untuk menyebarkan Agama Islam sampai kepedalaman, beliau memasuki wilayah baru.Dan bertemu dengan H. Syamsudin yang dikenal dengan sebutan Surya Alam, sehingga nama wilayah itu Kajen dari kata “Kaji Ijen”. Beliau mendapat kepercayaan dari H. Syamsudin untuk ditempati dan mengolah daerah tersebut menjadi Desa yang dapat mengenal Agama Islam.

Selain belajar dan meperdalam Ilmu Pengetahuan agama dengan bersungguh-sungguh, ia juga belajar melatih jiwa dalam mengendalikan hawa nafsu, beliau pernah melatih dengan puasa, disaat mau buka puasa, beliau memasak yang paling lezat. Kemudian beliau mengikat diri dan tangannya pada tiang rumah. Masakan yang tersaji di maja makan hanya ia pandangi saja. Beliau mau menguji tingkat kesabaran hatinya. Namun yang keluar kedua ekor anjing. Yang bernama Abdul Qohar dan Qumarudin sebagai lambang nafsu yang keluar dari diri manusia. Kuda mahluk tersebut memakan habis hidangan yang berada di meja makan. Pemberian nama pada kedua anjing tersebut seperti nama seorang penghulu dan khotib Tuban.

Ketika haul mbah mutamakkin banyak sekali para pedagang yang berjualan disekitar makam mbah mutamakkin bahkan tak hanya disekitar makam mbah mutamakkin di sekitar jalan menuju kearah makam mbah mutamakkin. Banyak para pedagang yang datang dari luar kota yang datang ke desa yang kecil dan tidak memiliki sawah ini hanya untuk mengais rejeki dan meminta berkah dari mbah mutamakkin.

Para pedagang ini ada yang datang dari semarang,kudus,jepara,bahkan dari pati sendiri atau orang asli kajen yang memanfaatkan momen syuro untuk mengais rejeki. Para pedagang yang biasa orang jawa menyebutnya mremo (menjual harga tidak sesuai pasar namun ketika efen tertentu) ini ada yang berjualan buah-buahan,baju,makanan ringan dan ada juga yang menjajarkan jajanan dari daerah tertentu seperti kerak telor khas betawi. Dan dari sekian banyaknya pedagang mereka mengatakan kalau ketika berjualan saat khaul mbah mutamakkin mereka mendapatkan untung dua kali lipat dari berjualan ditempat biasanya mereka berdagang. Menurut mbah sumirah, yang saat khaul mbah mutamakkin mbah sumirah bisa mendapatkan laba satu juta rupiah setiap harinya berbeda jika mbah sumirah berjualan ditempatnya asal yaitu semarang.

Ada juga cerita dari seorang pedagang yang berkata ketika berjualan ketika khaul mbah mutammakkin seorang pedagang tersebut tidak mendapatkan untung dari penjualannya malahan pedagang itu rugi, namun ketika pedagang itu berjulan ditempat lain sang pedagang itu mendapatkan laba empat kali lipat dari biasanya. Kebanyakan dari para pedagang yang mremo ketika khaul mbah mutamakkin mereka tidak langsung ziarah ke makam mbah mutamakkin namun mereke berjulan terlebih dahulu sampai dagangan mereka habis,seteleh dangangan mereka habis mereka baru ziarah ke makam mbah mutamakkin.

Selain mbah mutamakkin yang sebagai wali di desa kajen sekarang ada mbah sahal yang baru saja meninggal namun sampai sekarang sudah banyak para penziarah yang memenuhi area makam putri baik putra maupun putri yang sekarang mbah mutamakkin ditempatkan disana.

Selain makam mbah mutamakkin dan makam mbah sahal juga ada kolam yang berada sebelah utara dari makam mbah mutamkkin. Yang aneh dari kolam ini adalah meskipun tidak ada sumber mata air yang mengalir menuju ke kolam ini namun banyak ikan yang berada dalam kolam ini. Sehingga ketika musim hujan atau ketika saat kolam di kuras banyak sekali santri maupun warga lokal yang mencari kesempatan ini untuk mencari ikan yang tidak tahu dari mana asalnya.

yang paling membuat masyarakat makin heran dengan desa kajen ialah ketika kabupaten di sekitar kajen hujan bahkan ada yang banjir juga namun di desa kajen panas tidak ada tanda- tanda hujan sedikitpun, ada jikala kajen dirundung mendung tetapi dari pagi sampai siang tidak nampak adanya hujan akan turun malahan adanya suasana sejuk yang membuat para santri menjadi semangat untuk belajar.

Dalam kegiatan yang memeringati khaul mbah mutamakkin yang di awali pada tanggal 1 Syuro dan di akhiri pada tanggal 10 syuro yang di akhiri dengan kegiatan manakiban yang pada saat mbah sahal meninggal mbah sahal pasti menyempatkan diri untuk berada ditengah-tengan kerumunan masyarakat yang menginginkan berkah dari doa manakib yang dibacakan oleh mbah sahal. salah satu momen khaul mbah mutamakkin yang paling disukai oleh masyarakat adalah ketika lelang kain penutup makam mbah Mutamakkin yang selama satu tahun berada dimakam mbah mutamakkin yang digunakan untuk menutupi makam Mbah Mutamakkin. ketika dijumlahkan jumlah hasil lelang kain tersebut mencapai kisaran seratus tiga puluh juta. Yang setiap orang memperebutkannya apalagi ketika lelang kain penutup bagian kepala mbah mutamakkin dilelang harganya mencapai empat puluh lima juta.

Kalau lelang adalah momen yang paling ditunggu oleh para warga maka kirab marching band yang diikuti oleh tiap-tiap RT desa kajen yang mengundang setiap marching band terkenal disekitar kabupaten Pati. Seperti marching band dari Sarang,Guyangan, bahkan marching band dari kajen sendiri seperti marching band dari Mathali’ul Falah dan SALAFIYAH dan masih banyak lagi yang memerihkan kirab khaul Mbak Mutamakkin seperti tongtek.

Di desa kecil kajen inilah banyak pula para santri yang datang dari berbagai daerah. Ada yang dari Pati sendiri, Jepara, Rembang, Kudus,Demak,Brebes, Kalimantan, dan masih banyak lagi para santri yang datang dari berbagai daerah hanya untuk menimba ilmu di desa kajen ini. Mereka tak lain datang ke desa kecil ini hanya untuk mencari ilmu dari murid – murid mbah mutamakkin dan mencari barokah dengan pelantara murid – murid beliau.

Meskipun desa yang mayoritas penduduknya tidak ada yang bekerja di sawah. Tetapi mayoritas seseorang yang tinggal di desa ini makmur kebanyakan dari penduduk kajen sendiri bermata pencahariaan sebagai Wiraswasta sehingga sekarang dapat kita jumpai sekarang banyaknya toko – toko di sekeliling desa kajen,warung. Dan sekarang sudah mulai berkembang adanya warnet yang mana menjadikan para santri sendiri tidak buta akan dunia luar.

Banyak sekali para peneliti yang heran dengan adanya desa kajen, yang mana desa yang kecil ini namun keungan di desa kajen sangatlah pesat hal ini dikarenakan banyaknya santri dari masing-masing daerah yang menetap dan mondok di setiap pondok di sekitar penjuru desa kajen. Sampai sekarang sudah lebih sepuluh pondok pesantren yang ada di desa ini. Namun tak menutup kemungkinan dari setiap pondok-pondok tidak mempunyai santri.

Disamping adanya pondok pesantren juga terdapat beberapa madrasah. Belum pernah ditemukan dalam satu desa terdapat 4 madrasah dari matholi’ul falah,prima (Perguruan Islam Al-Hikmah),Salafiyah dan hadiwijaya dan satu sekolah dasaryaitu SD Kajen yang berlokasi didekat makam mbah mutamakkin untuk Madrasah Ibtidaiyah ada tiga MI yaitu Madrasah Ibtidaiyah Mathali’ul falah,MI PRIMA (Perguruan Islam Al-Hikmah) dan MI SALAFIYAH. Bahkan kalau di perluas lagi dari sekecamatan margoyoso sendiri sudah ada 4 SMK (Gajah Mada,Cordova,Kesuma,Citra) 9 Madrasah Aliyah (4 di desa kajen,Darun Najah,PGIP dan Manabi’ul Falah di Desa Ngemplak, I’anatut Thalibin di Desa Cebolek, Raudlatusy Syubban Di desa Sekarjalak,Al-Khoiriyah di Desa Waturoyo). Dua SMP yaitu SMP 1 Margoyoso dan SMP2 Margoyoso. Dan untuk SD selain di desa Kajen masih banyak lagi SD dan MI sekecamatan margoyoso. Yang apabila dicari garis keturunan guru yang ada disetiap sekolahan masih ada sanadnya dengan mbah muatamakkin terutama sekolahan yang ada dalam lingkup kajen seperti mathali’ul falah,PRIMA,SALAFIYAH. Guru bahkan dari pendirin dari sekolahan tersebut adalah murid dari mbah mutamakkin.

Yang unik lagi dari desa kajen ialah meskipun dari usaha dari penduduk desa kajen yang mayoritas pedagang namun dari berdagang ini malah menjadikan kajen sebagai desa yang mana ketika musim haji menjadi desa yang paling banyak penduduknya pergi ke tanah suci. Maka dari itulah ada yang berpendapan kalau desa kajen di namai kajen dikarenakan setiap tahunnya banyak sekali penduduk yang pergi haji.

setiap bulan Syuro (Muharram) di peringati haul mbah Mutamakkin,peringatan ini bertujuan untuk menghormati mbah mutamakkin sebagai seseorang yang pertama kali membabat (istilah kajen) desa kajen yang awalnya tidak ada penghuninya kini sekarang menjadi beribu-ribu penduduk dan beribu santri yang datang dari setiap penjuru.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun