Mohon tunggu...
Dian Fakhri
Dian Fakhri Mohon Tunggu... -

nice

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Dia Datang

6 Oktober 2010   04:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:41 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasanya setiap pagi aku selalu melakukan rutinitas, mulai dari menyiapkan anak2 sekolah dan lain-lain.Sama halnya dengan ibu-ibu yang lain. Seperti biasa aku juga selalu ngobroldengan suami sambil menemani ia minum teh atau sarapan, tapi pagi ini obrolan kami ada sedikit berbeda dan membuat hatiku jadi sedikit takut, sedikit merinding, sedikit sedih.Kenapa begitu ??

Obrolan singkat aku dan suamiku..

Papi : "Mi...semalem kamu tidur cepet banget sih..tapi kok tidurnya dandan dan ga seperti biasanya, ya udah aku cium aja..(dalam hatiku, jangan-jangan istriku mau meninggal...waduuh jangan sekaraaang)"

Mami : " iya pih...aku capek,jadi tidur duluan deh. Maaf yah.."

Papi : " Ga kebayang kalo diantara kita ada yang meninggal lebih dulu...aahh gimana yah?? Kalau seorang Bapak yang meninggal lebih dulu, pasti seorang Ibu bisa menggantikan posisi seorang Bapak. Bisa cari uang, bisa jadi figur Bapak, bisa menjaga kerukunan anak-anaknya dan pastinya lebih mementingkan anak-anaknya daripada dirinya sendiri. Tapi kalau seorang Ibu yang meninggal...aahh mana ada ibu tiri yang hatinya tulus, kalaupun ada..mungkin hanya beberapa orang saja.."

Mami : " Pih..aku jadi sedikit takut karena takut kehilangan papi dan anak-anak, sedikit merinding karena obrolan pagi ini kita mulai dengan kematian, sedikit sedih karena aku yakin saat itu pasti datang tapi aku masih juga belum punya bekal jika aku meninggal.."

Papi : " Jika boleh memilih, aku ingin kita meninggal secara bersamaan..jadi kita hanya pindah dunia saja.."

Mami : " Haha...ga ada pilihan untuk urusan yang satu ini. Lebih baik aku saja yang duluan, karena aku ingin orang yang memandikanku pertama kali dan untuk yang terakhir kali adalah papi"

Papi : "....saat itu pasti datang, waktunya ga bisa dimajukan apalagi dimundurkan.."

Obrolan yang singkat namun membuatku merasa kematian itu akan menjemputku satu jam lagi, satu hari lagi dan memang tak akan pernah ada yang tahu.

Semoga saja disaat itu datang, aku sudah siap. InsyaAlloh amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun