Nongkrong kompasiana kali adalah yang ke-4 kalinya. Obrolan kali ini membicarakan tentang transportasi massal di ibukota, Jakarta. Macet di Jakarta seolah sudah menjadi sebuah trandisi yang entah kapan akan terselesaikan.
Banyak kawan-kawan blogger yang hadir karena antusias dengan tema yang diusung kali ini. bahkan tak tanggung-tanggung Dirut PT. Monorail Jakarta pun hadir dalam acara ngongkrong kali ini. Selain itu hadir juga bapak Dharmaningtias (pengamat transportasi), Lukas Hutagalung dari bapenas, dan juga pak Tjipta Lesmana.
Diskusi pun dibuka oleh pak Dirut PT.Monorail Jakarta menjelaskan tentang kelebihan monorail, salah satunya adalah lebih fleksibel karena ukurannya yang lebih kecil dibanding kereta api dan tidak menimbulkan suara berisik seperti kereta api.
Monorail merupakan sebuah mode transportasi umum yang menurut saya wajib dibangun di Jakarta. Karena macet di Jakarta yang sudah tidak lagi manusiawi. Namun pembangunan monorail di Jakarta hingga saat ini belum dapat dilakukan. Padahal jika dihitung perencanaan pembangunan monorail di Jakarta, tahun ini sudah masuk tahun ke-10. Bahkan bincang-bincang tentang pembangunan monorail di Jakarta sudah ada sejak kepemimpinan Bang yos menjadi guberbur DKI Jakarta.
Kenapa dalam kurun waktu selama itu, namun monorail di Jakarta tak kunjung dibangun ??
“Kami dari PT.Monorail Jakarta hanya tinggal menunggu kata “IYA” saja dari pemprov DKI. Setelah itu kami langsung melakukan pembangunan. Namun hingga saat ini, status PT.Monorail Jakarta masih menunggu” jelas pak Jhoni, selaku Dirut PT.Monorail Jakarta. Belakangan diketahui beberapa alasan bahwa Pemprov DKI Jakarta belum meng-iya-kan pembangunan monorail karena terkait dengan birokrasi, dan pemerintah masih belum yakin dengan konstruksi yag dibuat oleh PT.Monorail Jakarta, bukan masalah pendanaan.
10 tahun menunggu tentu saja harga material yang dibutuhkan pun terus meningkat. Pemerintah DKI harusnya lebih cerdas dalam meperhitungakan hal tersebut. Permasalahan macet jakarta saat ini sudah mencapai titik klimkas di mana sangat membutuhkan solusi nyata. "Kami memberikan Solusi nyata, namun solusi yang kami tawarkan malah dipolitisasi" Ungkap pak John kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H