Mohon tunggu...
Galuh Novia Sari
Galuh Novia Sari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka iseng menulis walau terkadang ngawur dan tak jelas.. Toh, hanya ingin menulis tanpa maksud apa2...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ah, Dia Begitu Menarik

29 Oktober 2011   12:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:19 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah ada nama khusus untuk pakaian seragam itu, aku tak tahu.

Ah, tak peduli.

Yang ku tahu dia terlihat begitu menarik dalam balutan pakaian itu.

Baju hitam.

Celana hitam.

Kemudian sehelai kain panjang berwarna hijau seperti celemek yang dipasang di pinggang.

Bahkan tanpa ikat kepala pun, dia sudah terlihat begitu menarik.

Setidaknya begitu yang ditangkap oleh kedua indra penglihatanku.

“Cappucino dingin,”ujarku.

“Coffee latte,”jawabnya.

“Coffe latte dingin,”ujarku lagi.

“Panas,”jawabnya sambil pergi menuju ruangan favoritnya itu.

Tetap dengan senyum ceria dan langkah asal-asalan yang selalu kusuka.

Bolak balik tak karuan dan selalu menyempatkan diri untuk mampir ke mejaku.

Ah, dia memang menarik dengan pakaian itu.

Sama menariknya ketika aku mengawasi gerak geriknya di ruangan besar kala itu.

Penari-penari yang membawakan tarian dari beberapa daerah di nusantara benar-benar menyita perhatianku.

Ah, dia begitu menarik.

Perhatianku terusik saat dia semakin maju mendekati panggung.

Dari kejauhan kulihat matanya menyipit mengintip lensa di balik Nikon hitam yang tergantung di lehernya.

Ah, dia begitu menarik.

Begitu tenang mengabadikan penari-penari yang berlenggak-lenggok dengan Nikonnya.

Tak sepertiku yang sibuk menenangkan detak jantungku yang berdetak tak karuan sambil tetap menatap dan mengawasinya.

Ah, aku tak butuh kamera jenis apapun untuk mengabadikan setiap gerak-geriknya.

"Aku mengabadikanmu ketika kau mengabdikan mereka"

Aku punya sesuatu yang lebih abadi untuk selalu mengabadikan dan merekamnya.

Ah, dia terlihat begitu menarik ketika mataku mengirim sinyal ke otak untuk memperhatikan dan mengingatnya secara detail.

Jangan sampai aku pernah terlupa.

ジャカルタ、2011年10月6日

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun