Baru-baru ini diselenggarakan “International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity” yang dilangsungkan secara hybrid di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Tujuan konferensi ini adalah menggali potensi produk wisata Danau Toba agar bertaraf Internasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno dalam kata sambutannya mengatakan diperlukan inovasi dan terobosan baru dalam mengembangkan Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba.
Penting untuk dicatat bahwa untuk menjaga keberlanjutannya dan melestarikan aset dunia itu, Toba perlu menyatukan visi, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, sehingga dapat memberikan dampak positif ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan bagi masyarakat dengan program yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu.
Bukan rahasia bahwa pariwisata Danau Toba seperti jalan di tempat. Padahal, Danau Toba memiliki 3 potensi yang luar biasa, yaitu; culture diversity, biodiversity dan geodiversity.
Pemerintah pusat menjadikan Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas. Pembangunan sarana dan infrastruktur seperti jalan hingga lapangan terbang dilakukan guna menunjang Kawasan wisata Danau Toba agar lebih mudah diakses.
Pemerintah telah mempercantik Bandara Silangit dan memperpanjang landasan pacu. Sehingga wisatawan dari Jakarta bisa langsung ke Bandara Silangit yang jaraknya lebih dekat menuju Danau Toba.
Akses ke Danau Toba dari Medan pun saat ini sudah sangat mudah dengan terus dibangunnya ruas jalan tol Medan-Siantar-Parapat yang jelas akan memangkas waktu tempuh menuju Danau Toba.
Danau Toba bukan sekadar tempat dengan panorama indah semata. Danau Toba boleh dikatakan sebagai museum alam terbesar. Tidak perlu heran jika UNESCO sendiri memasukan Danau Toba menjadi bagian dari UNESCO Global Geoparks.
Dari aspek sosial budaya, Danau Toba kaya akan keragaman budaya (cultural diversity) yang unik. Kita tahu ada 7 Kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba.