Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kompasiana Nangkring: Perbankan Syariah Benarkah Sebatas Label? Dan Profit?

21 Mei 2016   13:08 Diperbarui: 21 Mei 2016   13:31 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam tahun saya menjadi Kompasianer, setelah sebelumnya hanya bisa gigit jari ngeliat teman-teman kopdar di Jakarta dan daerah-daerah lain di acara Kompasiana. Akhirnya hari ini hadir juga di Padang, #Kompasiana #Nangkring untuk pertama kalinya.

Meski lama tidak menulis, sebagai kompasianer setia #halaah tentu saja saya tidak akan melewatkan kesempatan ini.  Setelah daftar untuk ikut, hal kedua yang saya lakukan tentu saja izin dari suami. Kenapa? Karena kali ini kompasiana nangkring akan bercerita tentang #PerbankanSyariah yang nota bene suami saya orang perbankan konvesional. Takutnya ga dikasih ijin hehe dan ternyata dapat izin donk ya…buat nambah-nambah pengetahuan saya tentang perbankan.

Hadir di sini at Hotel Ibis Padang dengan diantar uda, (curhattttt teroosss).  Saya merasa tidak kecewa, karena pertama saya tahu ternyata banyak lo kompasianer asal Padang yang semuanya saya belum kenal hihi. Kemudian narasumber yang hadir di sini ada mba Aprilia Ratna Palupi dari OJK Jakarta dan bapak Defrizal perwakilan perbankan Syariah Padang. Meski sudah sering mendengar tentang perbankan Syariah ,dan sudah menjamur juga sampai ke kota saya di Batusangkar sana. Ternyata saya memang buta dengan perbankan syariah. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.

Di sini narasumber memaparkan tentang pengertian Perbankan Syariah, Prinsip-prinsip dan juga jenis perbankan syariah. Mulailah saya sedikit melek bahwa ternyata bank Syariah itu punya motto “sama lengkapnya,sama bagusnya dan sama modernnya” dengan bank konvensional. Nah kalo sama apa bedanya ya? Hehhe

Mayoritas muslim di Indonesia menjadi faktor utama investor dalam dan luar negeri untuk beramai-ramai melakukan investasi di bidang perbankan syariah. Bisnis perbankan memang sebuah hal yang sangat menggiurkan, nah saat perbankan konvensional melaju dengan sangat pesat. Para investor mengembangkan sayap mereka untuk melakukan sebuah pembaruan mengembangkan perbankan yang berbasis islami atau syariah.

Pertanyaan saya yang juga tadi tak sempat tersampaikan adalah apakah kata “Syariah” hanya lah sebatas label, yang ujung-ujung-ujungnya tujuan utamanya adalah profit? Dengan memakai embel-embel syariah, dengan penggunaan kata dalam transaksi dari bahasa arab apakah ini cukup untuk meyakinkan kita bahwa perbankan syariah adalah benar-benar bank yang sesuai dengan syariat islam? Atau jangan-jangan sama saja dengan perbankan konvensional dan hanya dibedakan dengan penggunaan transaksi dengan bahasa arab yang dalam bahasa Indonesia sebenarnya artinya juga sama dengan transaksi biasa yang dilakukan sehari-hari.

Karena pertanyaan ini tadi tidak sempat saya lontarkan di forum diskusi, karena antusias peserta yang cukup tinggi. Mungkin karena saya kecil ketutup yang lain saat nunjuk meski duduknya di depan hahaha. Makanya saya tanya di sini deh, setidaknya melepaskan uneg-uneg saya. Saya yakin pertanyaan ini sebenarnya juga pasti banyak dipertanyakan masyarakat di luar sana?

Pada saat salah satu kompasianer bertanya dan hampir mirip dengan pertanyaan saya, narasumber menjawab bahwa Perbankan syariah jauh lebih hebat dari bank konvensional karena hanya di bank Syariah ada transaksi “Rahn” atau gadai yang tidak dimiliki bank konvensional. Dan jawaban ini belum cukup untuk memuaskan saya. Mungkin saya harus mencari tahu lebih banyak lagi tentang kelebihan dan keunggulan perbankan syariah dibanding perbankan konvensional.

Ini juga menjadi catatan penting bagi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai pihak lembaga yang berwenang mengatur, mengawasi dan melindungi industri jasa keuangan terutama perbankan syariah. Untuk memperluas lagi skala sosialisasi dan harus gencar memberikan informasi kepada masyarakat, kenapa sih masyarakat harus memilih perbankan syariah? Mungkin saja dengan melakukan  kampanye Aku Cinta Perbankan Syariah di berbagai kota dan daerah tidak hanya di Jakarta saja bisa membantu melek masyarakat mengetahui lebih banyak tentang perbankan syariah.

Tapi yang pasti kompasiana nangkring kali ini menyenangkan buat saya, dapat teman baru, dan juga pengetahuan baru. Tengkyu kompasiana sudah berkunjung ke kota saya. J

Padang

Salam Hangat

Fitri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun