Dulu tidak pernah berpikir akan bisa membuat sebuah buku. Karena menulis hanyalah sekedar hobbi, dan niat berbagi dengan orang lain. Menulis untuk meluapkan pikiran atas apa yang di lihat, dirasa dan dialami. Menulis berbagai macam tulisan untuk membangkitkan semangat orang lain dari cerita sedih nan isnpiratif. Atau berbagi kebahagiaan untuk kegembiraan-kegembiraan kecil yang terjadi setiap hari sebagai wujud rasa syukur. Bermodal semangat dan konsistensi serta berani mencambuk diri sendiri, menghalau rasa malas, atau berbagai alasan yang membuat mood menulis hilang. Saya terus menulis tanpa henti, di sela-sela waktu senggang, sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan rumah yang tiada habisnya lalu mulailah merilexkan diri dengan menulis.
Semangat menulis semakin menjadi, saat di sini (kompasiana) menemukan banyak sahabat, keluarga dan teman-teman yang dengan hati yang tulus mau menjadi tempat belajar. Tanpa sadar hobbi itu ternyata berbuah manis, tidak pernah menyangka kalau akhirnya ketekunan itu akan melahirkan sebuah karya nyata yang bisa dilihat dan diraba.
Hari ini telah terbit novel kedua saya, setelah semi novel pertama “Satu Cinta Dua Agama” hasil kolaborasi bersama koko Katedra Rajawen. Untuk novel kedua ini saya beri judul “Rahasia Hati” berangkat dari kisah nyata seorang kerabat kemudian saya ramu bersama imajinasi dalam rangkaian kata. Hingga novel itu tuntas saya kerjakan. Butuh waktu yang panjang hingga bisa sampai di tahap ini, butuh banyak energi untuk menyelesaikan, butuh semangat luar biasa bahkan kesabaran yang juga terus diuji, karena tidaklah gampang untuk bisa menciptakan sebuah karya. Tetapi semua itu terasa sangat menyenangkan saat sudah menemukan hasilnya. Meski baru bisa dipesan secara online langsung ke saya, karena belum ada di took buku, semangat ini tidaklah luntur. Saya menggangap ini adalah awal yang baik untuk meuju penulis yang sebenarnya di masa depan.
Tak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini, selama kita yakin dan terus berusaha serta tidak kehilangan semangat. Seberat apapun rintangannya kita harus yakin semua yang kita impikan akan terwujud, tergantung kita, sanggup atau tidak untuk tetap berada di garis impian yang kita buat. Semuanya akan menjadi mungkin, kala sikap pantang menyerah terus dibangun.
Terimakasih banyak untuk suami tercinta telah memberi saya ruang untuk terus berkarya, anak-anak yang selalu menjadi penyemangat dalam setiap aktivitas. Teman-teman di Kompasiana yang tak bisa saya sebut satu persatu, semuanya adalah guru-giru terbaik yang pernah saya miliki, yang selalu meyakinkan saya bahwa saya Bisa. Penerbit Pantha Rhei atas usaha dan kerja kerasnya membantu mewujudkan mimpi saya hingga novel ini lahir.
Teruslah menulis, jangan berhenti dan lihat apa yang terjadi. Jangan pernah takut untuk memulai. Tidak peduli ini akan best seller ataupun tidak. Bahkan mungkin orang baru akan mengenal kita sebagai penulis di karya kita yang ke 10, 100 atau bahkan setelah kita mati. Abaikan itu, terpenting saat ini adalah jangan pernah berhenti menulis.
Salam hangat
Fitri
NB. Yang minat bukunya inbox alamat ya. Beli bukunya, bonus senyum dan tanda tangan saya ahahaha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H