Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anas Terjungkal! Akankah Karier Politiknya Terhenti?

23 Februari 2013   04:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:51 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13615927711692660706

[caption id="attachment_228741" align="aligncenter" width="502" caption="data.image"][/caption]

Pengumuman KPK menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus korupsi Hambalang dengan sangkaan gratifiksi, bukan lagi sesuatu yang mengagetkan masyarakat. Semenjak Nazaruddin menyanyi dua tahun lalu, terseret sejumlah nama kader-kader demokrat termasuk Anas Urbaningrum sebagai pimpinan partai.

Akhir-akhir ini publik kembali diingatkan akan kasus korupsi di negeri ini. Termasuk kasus Anas yang menjadi berita top di sejumlah media. Semenjak menurunnya elektabilitas partai Demokrat yang di pimpin Anas telah bergulir ke pemermukaan isu-isu yang akan menggelincirkan Anas.

Kemana arah kasus hukum Anas bermuarapun telah dapat di prediksi banyak pihak. Karena Ketu Majelis Tinggi (SBY) telah berulang kali mengungkapkan secara tersirat, bahwasanya Anas akan menjadi tersangka. Keluarnya pakta Integritas Partai Demokrat, jelas-jelas menunjukkan bahwa sebanarnya SBY telah tahu status Anas akan berakhir sebagai tersangka.

Mengagumkan, ketika para politikus di negeri ini berkicau ke sana-kemari anas tetaplah diam dan bersahaja. Kemudian publik bertanya mungkinkah ini adalah salah satu strategi politik SBY untuk menggulingkan Anas? Perhitungan politik yang sangat cermat dari seorang SBY, sangat terstruktur dan dengan mudah dibaca kemana arahnya.

Dari semua sinyal-sinyal yang dilakukan SBY sebagai ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, wajar jika akhirnya banyak masyarakat yang mengait-ngaitkan penetapan status hukum Anas sebagai tersangka adalah sebuah intervensi untuk menyelamatkan reputasi SBY. Anas adalah korban bisikan para “Sengkuni” Demokrat.

Kita tentu berharap KPK mampu bekerja secara profesional, karena lembaga inilah satu-satunya harapan rakyat untuk mengungkap semua kasus korupsi yang telah mendarah daging di negeri ini. Meskipun sebagaian masyarakat menerima keputusan KPK atas penetapan Anas, bahkan mungkin ada yang bersorak dan bersyukur dan secepatnya ingin menyaksikan Anas di gantung di Monas sana.

Barangkali kita tak harus menutup mata, bahwa rasa-rasanya tidak mungkin penetapan Anas bebas dari muatan politis. Setelah ungkapan-ungkapan tersirat Sby, sprindik yang bocor. Pakta integritas, pengunduran diri sekjen PD dari DPR, benang merahnya tergaris sangat jelas.

Penetapan Anas sebagai tersangka diharapkan sebagian kalangan sebagai pintu masuk bagi pemerintah untuk membuat sistem yang jelas mengenai sumber dana sebuah partai. Jika tidak kasus-kasus seperti kasus Anas akan terus berulang dan berulang lagi. mungkin inilah yang menurut sebagian pendukung Anas menyatakan Anas juga korban sebuah sistem carut-marut di republik ini.

“Sudahlah” barangkali ungkapan itulah yang akan di ucapkan oleh Anas Urbaningrum dengan statusnya kini. Dia yang sampai hari ini masih saya anggap sebagai seorang politikus muda yang handal, berbakat dengan pengalaman politik yang telah menempanya sejak usia muda membuat saya yakin beliau akan mampu untuk kuat, tegar dan kokoh.

Ia yang kita kenal kalem dan tenang. Memahami betul dengan ayat yang menyatakan “bahwa Tuhan akan memberikan kekuasaan itu kepada siapa yang dikehendakinya. Dan mencabut kekuasaan itu dari siapa yang dikehendakinya.”

Anas bukanlah orang yang gila dan haus kuasa. Sosoknya yan apa adanya dan tenang, pun tidak akan bernyanyi-nyanyi seperti Nazar dengan statusyang kini disematkan KPK kepadanya.Anas tetaplah akan menjadi seorang Anas denga gaya khasnya, meskipun ujian berat ini menimpanya. Anas tidak akan mau terang-terangan menyerang lawan politiknya karena ia cukup santun dan berhati-hati.

Kalaupun nantinya dia terbukti dinyatakan bersalah. Di usinya yang 43 th saat ini, masih cukup mungkin baginya untuk melanjutkan karier politiknya setelah di penjara. Hal ini mungkin saja terjadi. Seperti kisah Nelson Mandela yang setelah 25 tahun dipenjara akhirnya muncul sebagai presiden.

Bagi Seorang Anas, politik adalah kehidupannya. Meskipun kejam dan jahat ia akan menerimanya dengan ikhlas. Tentu saja dia tidak diam benar-benar diam tanpa melakukan sesuatu. Karena ada ribuan “Sahabat Anas” yang setia mendukungnya. Yang meyakini bahwa Anas sedang dizalimi.

Harapan masih akan terus ada bagi Anas, Karier politiknya tidak akan mati begitu saja, ada kekuatan kepercaan publik pada sosoknya yang tenang. Itulah nantinya yang akan membawa dia kembali besar. Di sanalah kekuatan seorang politikus itu kembali bangkit. Maka tak salah jika dikatakan ini adalah awal bagi seorang anas Urbaningrum, meskipun untuk episod yang lain di kehidupan berpolitiknya.

Kita lihat dan tunggu saja kemana akhirnya cerita ini berakhir.

Selamat sia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun