[caption id="attachment_211781" align="aligncenter" width="526" caption="ziany.multiply.com"][/caption]
Kompasianival masih banyak menyisakan cerita-cerita menarik yang indah untuk dikenang. Setiap kompasianer yang datang ke acara kompasianival 20012 pastilah menyimpan cerita suka duka dalam hati. Seperti halnya saya, yang sering tersenyum sendiri bila ingat banyak hal-hal remeh temeh yang begitu berharga bila dibingkai dengan baik.
Salah satunya adalah seperti judul tulisan ini. Ahh saya terlalu lebay harus menuliskan ini ya?. soal jengQ aja harus ditulis. Kayak ga ada lagi yang lebih berbobot yang bisa dibagikan. Tapi upstt tunggu dulu sodara-sodara, jengQ yang akan saya tuliskan disini menyangkut nama baik seseorang, Halaaaahh #gaya. Yuuk simak ya.
Jauh-jauh hari menjelang keberangkatan saya ke kompasianival 2012. Saya berkicau di twit mau datang. Ga disangka teman-teman menyambut dengan gembira. Ga tahu mereka senang benaran apa pura-pura? yang penting saya ikutan makin semangat buat pergi. Buktinya balasan twit teman-teman itu jadi modal awal untuk membuktikan sama si uda agar permohonan izin keluar. Hahahha. #Bisaaaaa aja.
Mereka-mereka yang menyahuti twit saya langsung pada request, macam-macam. Mulai kerupuk balado, ikan bilis sampai kerupuk jengQ. Nah akhirnya berangkat ke Jakarta saya hanya bisa membawa kerupuk balado, karak-kaliang,dakak-dakak. Alias tanpa ikan bilis pesanan mas kimi dan jengQ pesanan uni Dessi..
Saya ingat, uni Dessi adalah penikmat jengQ sejati, sebelas dua belas lah dengan mba Yayat menikmati ehh mengagumi mas Rossinya itu. Buat anda yang tidak tahu bagaimana nikmat jengQ cobain deh…hmmm apalagi yang namanya gulai jengQ ala masakan Padang. #ngecess..
Saya sudah cari-cari kerupuk jengq di pasar tidak menemukan karena musim hujan, kata mereka ga bagus kalau dibuat kerupuk. Dengan sedikit kecewa akhirnya saya pasrah, dalam hati mohon maaf sama uni Dessi tidak bisa membawakan pesanan beliau.
Sore kamis saat akan tutup toko, tiba-tiba seorang penjual kerupuk jengQ lewat di depan saya. Saya langsung mikir. Mau bawa yang udah jadi aja ahh. Dan saya borong beberapa buah kerupuk jengQ itu. Malamnya saya packing, dan bingung mau menaruh kerupuk dimana? Saya masukkan ke dalam travel bag digabung dengan kerupuk yang lain ternyata pecah. Huftt saya kecewa berat karena kerupuknya hancur. Akhirnya saya putuskan tidak jadi membawanya.
Sampai di Jakart saya ceritakan sama pak Dian Kelana yang menjemput saya. Beliau senyum-senyum mendengar cerita saya. Besoknya tanpa saya sadari. Siang-siang pak Dian datang ke booth dan memanggil saya.
“nak sini! Sudah makan belum?” saya jawab. “sudah pak, barusan habis shalat trus pergi makan.” Pak Dian mengajak saya trus berbisik
“bapak bawakan gulai jengQ, sana kasih sama uni Dessi”
Woow, saya langsung senang bukan main. Akhirnya niat saya memberikan uni Dessi jengQ kesampaian juga hihi. Sayapun segera menuju boothnya KYB. Dan memberikan uni Dessi semangkok jengq. Entahlah apa si uni suka atau gay a? hehe, yang pasti setelahnya banyak yang komplain karena mereka gak kebagian. Hayyyo sapa? Hihi.
Nahh begitu deh cerita semangkok jengQ, saya memang harus menuliskannya. Karena menurut uni saya yang memberikan. Padahal ada seseorang yang jauh lebih baik dari saya yang bermurah hati membawakan jengQ untuk uni. Dialah Bapak kita yang tersayang, bapak Dian Kelana. Tuuh..uni bilang makasih sama pak Dian…hihi..
Makasih ya pak.. makasih untuk Ibu yang sudah bersusah payah membuatnya. Semoga silaturahmi ini terjaga ya.. amiiin..
Salam jengQ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H