Kemudian saya katakan " saya tidak menuduhnya telah menggelapkan barang tersebut. Namun saya hanya ingin memberi tahu dia kalau saya bukan baru berjualan. Belum pernah ada kejadian seperti ini. Saya juga sampaikan dia bukan orang pertama yang bekerja dengan saya. Sebelum-belumnya pernah ada beberapa orang yang bekerja dengan saya . Selama dengan mereka tidak pernah ada kejadian saya kehilangan. Bahkan saya tinggal toko lebih dari seminggupun dengan mereka aman. Saya katakan padanta bahwa dia telah sangat lalai.
Saya menyampaikan, itu kesalahan dia. "lalai". Namun saya tidak akan meminta ganti dari apa yang dilakukannya. Saya hanya mau orang jujur yang bisa saya percaya untuk bekerja dengan saya.
Saya katakan padanya. Saat itu saya bicara sebagai kakak. Mengingatkan dia bahwa dimanapun berada kejujuran itu sangat mahal harganya. "Saya mempercayai kamu dan saya memilih kamu untuk membantu saya. Tapi kamu mengecewakan saya. Sekarang, mungkin saya tak bisa lagi percaya kepadanmu. Saya minta maaf untuk itu."
Kata-kata saya membuatnya tertunduk, diam. Lalu menangis, dia tak beranjak dari tempat duduknya setelah saya bicara begitu. Lalu dia memohon kepada saya. Meminta maaf agar saya mau memberinya kesempatan kedua. Hati saya tak tergugah, karena keputusan saya bulat saya harus berhentikan dia.
Dia terus menangis, dan memohon agar saya tidak memecatnya. Saya hanya terdiam. Ini ramadhan, saya dan dia sedang berpuasa, saya telah bicara kepadanya tanpa ada emosi, walaupun yakin saya akan memecatnya.
Namun saya kembali menimbang apa yang dikatakannya. Dia sangat membutuhkan pekerjaan ini. Dan saya tahu itu. Entah mengapa saya akhirnya luluh. Dan dia berjanji tak akan lagi membuat saya kecewa. Saya kembali luluh melihat dia bersungguh-sungguh mengucapkannya.
Semoga saya tidak salah memberikan dia kesempatan kedua. Saya maafkan kesalahan yang telah dilakukannya. Saya katakan. Saya akan memberinya kesempatan, karena saya percaya, dalam hidup ini ada yang lain yang kita cari selain hanya uang. Hubungan baik dengan orang lain itulah yang paling penting.
Niat saya baik mempekerjakan dia. Dan jika dia punya niat tak baik kepada saya. Saya yakin Tuhan akan membukakan mata saya. Ada kelegaan saat saya bisa memaafkannya dengan tulus.
Ini sudah lebih seminggu setelah kejadian itu. Alhamdulillah dia menepati janjinya. Semoga saya tidak salah mengambil keputusan. Berharap seterusnya dia bisa saya percaya. Semoga!
Selamat pagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H