Ketika saat ini telah Waskito telah menikmati hidup yang mapan, diam-diam Waskito begitu berterimakasih dan bersyukur pernah melewati hidup dalam kemiskinan. Karena begitu banyak pembelajaran dan makna kehidupan yang bisa ia petik. Kemudian menjadi pedoman kehidupan pada saat ini.
Seharusnya hidup ini memang membahagiakan. Tetapi kita, manusia yang membuatnya menjadi penderitaan dengan menciptakan begitu banyak keinginan.
Hidup itu bahagia adanya bila bisa menerima segala keadaan dengan hati yang indah dan percaya Tuhan.Hidup itu bahagia adanya bila mau mengubah sudut pandang dalam memandang kehidupan ini.
Kini, sungguh Waskito dapat memandang hidup ini bahagia adanya, bukan karena telah hidup berkecukupan dalam masalah harta. Tetapi Waskito telah mencukupi hatinya dengan kata, “Bersyukur dan berterimakasih!”
Baik Bill maupun Waskito, merenda hari-hari mereka dalam rasa syukur yang tiada tara. Kekayan dan kemiskinan hanyalah ujian untuk kesungguhan manusia berterimakasih padaNYa atas segala limpahan karuniaNya.
NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini : Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H