Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(MPK) Seragam Baru

12 Juni 2011   10:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:35 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Bapak-Ibu guru yang saya hormati, saya berharap agar kain seragam itu segera dijahitkan. Kita akan mengenakan seragam baru itu pada acara penyambutan kepala dinas minggu depan. Jadi, silakan Bapak-Ibu guru segera menyesuaikan. Rapat selesai!” Pak Darto menutup rapat pagi itu.

Guru-guru tak banyak menyela, sepertinya keputusan Pak Darto sudah final. Bahan seragam telah dibagikan. Hari ini keluar perintah untuk segera dijahit.

Masing-masing guru kembali melangkah ke meja dan ruang masing-masing. Segera bersiap memberi pelajaran Pagi ini kepada murid-muridnya.

Tiba-tiba saja sekolah menjadi ribut. Para guru tidak tetap (GTT) mogok mengajar. Mereka memprotes kebijakan sekolah. Honor mengajar selama 3 bulan belum dibayar juga sedangkan kebutuhan terus minta dipenuhi sewaktu-waktu. Terlebih, mereka diwajibkan untuk segera menjahitkan kain yang sudah dibagikan.

Pak Tukimin berusaha menengahi situasi. Pak Tukimin merasa bersimpati dengan nasib guru. maka, Pak Tukimin berusaha menawarkan solusi kepada para GTT.

“Coba tanyakan dulu, kenapa honor teman-teman belum dibayar? Mungkin sekolah punya masalah keuangan. Cobalah kita berpikir bijak. Jangan merugikan anak-anak. Kasihanilah mereka yang sudah datang dari penjuru daerah. Sekali lagi, saya mohon keikhlasan teman-teman GTT untuk bersikap arif” terang Pak Tukimin.

Suasana pun hening. Para GTT itu tertunduk. Mereka mengiyakan ucapan Pak Darto. Jika mereka mogok, anak-anak pasti menjadi korban. Maka, mereka pun bermufakat untuk membentuk Tim Pengusut Korupsi (TPK). Tim bertugas mencari informasi tentang keuangan sekolah. mereka pun kembali mengajar. Sekolah kembali melanjutkan pembelajaran!

Tim Pengusut Korupsi (TPK) telah dibentuk. Diam-diam tim ini menjalankan tugasnya mencari tahu alasan honor mereka tidak dibayarkan sekolah. Tim mulai menyelidiki siapa pengusaha penyuplai bahan dasar kain untuk membuat seragam. Karena terendus kabar bahan itu dibeli dengan harga yang cukup mahal.

Ternyata TPK menemukan jejak. Beberapa pengusaha telah menerima tender dari kepala sekolah. Sayangnya guru-guru tidak dilibatkan dalam mengambil keputusan itu. Seorang pengusaha penyuplai bahan dasar kain menjadi pemenangnya. Dan mereka menjelaskan berapa harga yang mereka terima dari sekolah untuk bahan dasar seragam itu.

Usut punya usut, diketahuilah bahwa uang yang digunakan untuk membeli seragam sekolah adalah uang honor para guru tidak tetap. Kepala sekolah terpaksa menggunakannya karena uang kas sekolah tidak mencukupi untuk menutupi kekurangannya.

Seharusnya uang itu masih berlebih, namun ternyata kepala sekolah ada kongkalingkong lagi dengan pengusaha penyuplai bahan. Entah bagaimana ceritanya. Akhirnya uang honor pegawai habis dan tidak dibayarkan ke pada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun