Mohon tunggu...
fetria saman
fetria saman Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dan belajar menulis

I'll tell u later

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rotan Sang Primadona

30 Oktober 2017   08:03 Diperbarui: 30 Oktober 2017   10:32 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat  peluangnya yang besar untuk meningkatkan kesejakteraan perekonomian masyarakat  Kalteng, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng mulai melirik rotan  dan membentuk kelompok-kelompok pengrajin rotan untuk dijadikan klaster. Klaster  ini dibina dan diberikan pelatihan pengolahan rotan untuk menjadi produk yang  bernilai guna tinggi. Saat itu masyarakat Kalteng telah terampil menganyam  rotan. Manjawet atau menganyam merupakan  keahlian turun temurun yang diwariskan dari orangtua. Kebanyakan masyarakat akan  menganyam rotan menjadi tikar atau bakul yang harganya masih rendah. Namun  seiring perkembangan jaman, rupanya rotan ini merupakan bahan baku yang unik dan  bernilai jual tinggi apabila dapat diolah menjadi lebih dari sekedar  anyaman.

Terus,  kenapa Bank Indonesia harus repot ngurusin kelompok rotan ya?

Bank  Indonesia memiliki visi (berdasarkan  hasil browsing di www.bi.go.id) menjadi lembaga Bank Sentral yang  kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang  dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

Tapi  apa hubungannya rotan dengan inflasi? Apakah Bank Indonesia mulai kehabisan  pekerjaan dan mulai mengurusi bidang yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan  tugas utamanya sendiri. Mungkin Bank Indonesia sedang jenuh dan sedang mencoba  sesuatu yang antimainstream dan menguji adrenalin atau mungkin Bank  Indonesia sedang lelah...

Sebelum  menilai terlalu jauh saya ingin berbagi kisah tentang seorang nelayan yang  memiliki kolam ikan sendiri. Suatu saat ketika badai melanda dan nelayan lain  tidak berani keluar untuk melaut, nelayan yang memiliki kolam ikan sendiri itu  bisa mencukupi kebutuhan keluarganya tanpa terpengaruh oleh badai yang  terjadi.

Sebenarnya  peran Bank Indonesia terutama di daerah, dalam hal ini di Kalimantan Tengah,  sangat signifikan dan berhubungan erat dengan tugas dan peranannya di bidang  perekonomian. Seperti cerita mengenai nelayan diatas, demikian gambaran mengenai  pentingnya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang sedang digalakkan oleh  seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh wilayah Indonesia. Dengan  meningkatkan produk unggulan Kalteng, Bank Indonesia dapat meningkatkan ekonomi  kerakyatan Kalteng yang mandiri melalui UMKM.

Peranan  UMKM ini tergambar ketika masyarakat dunia terserang krisis ekonomi. Indonesia  merupakan salah satu negara yang bertahan dari terpaan krisis karena ditopang  oleh UMKM. Kestabilan ini dicapai  karena kemandirian masyarakatnya sehingga  'gonjang-ganjing' yang terjadi secara global tidak menganggu produktifitas dan  alur perekonomian tetap mampu untuk bertumbuh.

Kebanyakan  UMKM dikenal tangguh menghadapi krisis karena permodalan mereka berasal dari  dana sendiri dan tidak bergantung pada pembiayaan, kecuali untuk investasi.  Hanya saja dibutuhkan suatu pelatihan untuk mengelola keuangan untuk menjaga  agar usaha tetap berjalan dengan konsisten dan terhindar dari kebangkrutan.  Majunya UMKM ini juga berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja  yang bekerja di UMKM dapat tetap mandiri karena mereka diajarkan untuk memiliki  keterampilan yang memungkinkan bagi mereka apabila hendak membuka usaha  sendiri.

Melalui  pelatihan yang dilakukan di salah satu Kabupaten yaitu Katingan, Bank Indonesia  mendatangkan Ramince, seorang penganyam lokal yang telah mampu mengkreasikan  rotan menjadi tas, sandal, kotak tisu dan lain sebagainya. Ramince melatih  beberapa kelompok klaster binaan Bank Indonesia cara mengkreasikan rotan untuk  menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi. Beberapa Kantor Perwakilan Bank  Indonesia di wilayah lain juga memiliki produk unggulan berbeda yang disesuaikan  dengan karakteristik di daerah tersebut, misalnya klaster belimbing di Depok,  klaster bordir di Padang, klaster ikan lele di Bogor dan lain sebagainya.

Jika  klaster yang dimiliki oleh Bank Indonesia di setiap tempat dibina dengan baik,  dengan koordinasi dari pemerintah daerah, dapat dibayangkan betapa kuatnya  perekenomian Indonesia. Melalui coordination and  teamwork yang dilakukan, tanpa terpengaruh oleh krisis global,  Indonesia dapat menjadi negara mandiri yang kuat dan maju melalui pengembangan  UMKM. Institutional Leadership, langkah yang dilakukan  oleh Bank Indonesia ini diharapkan dapat menginspirasi instansi lain untuk  bergabung dan mengembangkan UMKM.

Pentingnya  produk UMKM berbahan rotan ini memberikan saya kebanggaan telah mengenal salah  satu primadona di Kalteng. Mengapa harus rotan? Karena kalau primadonanya Syahrini bisa jadi kita cuma maju mundur cwuantique (bibir dimonyongkan). Oke  ini sedikit garing dan mulai menyimpang dari jalur. Skip

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun